Skip to main content

Ngapain Punya Asuransi?

Pendidikan dan kesehatan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Sebagi ibu-ibu muda bekerja yang smart dan kece.. kita dihadapkan dalam posisi harus bisa ngurus suami dan anak-anak. Nah, dalah mengurus anak, pendidikan dan kesehatan adalah dua faktor penting yang harus dipersiapkan sedini mungkin. Ini sepeintas cerita tentang anak saya yang sakit pertengahan ramadhan 2015 lalu.

Saat anak sakit, perasaan orangtua manapun sama.  Ga tenang dan inginnya cepet-cepet anak sembuh. Datanglah kami ke dokter, ketika anak kami panas tinggi 2 hari berturut-turut.
Dokter bilang, ini sih panas dari bapil biasa bu..

Okelah kami pulang dan ngasih obat yang dikasih dokter. Keesokannya, panas turun, mau makan.. kami bersyukur sekali, makanan apapun silahkan..

Tapi, ternyata, panas turun bukan akhir dari sakit si anak. Keesokanharinya, dia panas tinggi lagi dan mogok makan, ga bisa apa-apa, hanya terlentang tiduran. Karena, bapak-ibunya kerja, anak kami titip sama pengasuh. Pengasuh segera menelepon, kalau anak kami panas lagi. Lebih parah dari dua hari kemarin.

Saya buru-buru pulang. Jemput anak, nanggis lihat anak ga bisa ngapa-ngapain lemes, panas.
Hari itu sabtu, praktek dokter anak sekitar rumah, tidak ada. Karena week-end. Ditambah lagi, bulan puasa, praktek dimundurkan jamnya, sedangkan kami mau membawa anak ke dokter. Senin saja? Tidak. Kami memutuskan untuk langsung ke UGD.

Ketika tiba di Rumkit, anak kami langsung diperiksa dokter jaga, saya jelaskan keadaan anak saya selama 4 hari kebelakang, saya khawatir anak saya dehidrasi atau terlewat panas.Dokter jaga menyarankan untuk tes darah. Anak kami berontak saat perawat mengambil darah. Ternyata 6 hari kemudian, mengambil darah adalah rutinitas sehari-hari. L

Saya curiga dengan panas yang seperti pelana kuda, takutnya kena DBD, ternyata..

Dokter dapat hasilnya, dan memang positif DBD dan Tifus. Anak pun dirawat langsung. Ketika menjaga di Rumkit, saat sabtu minggu, kami masih bisa bersama-sama. Nah, senin-selasa, saya harus ke sekolah, karena minggu itu bertepatan dengan acara ramadhan di sekolah. Meskipun saya hanya bekerja setengah hari tetap, saya harus meninggalkan anak. Syukur, pengasuh bisa diajak kerjasama dan mau nunggu anak kami untuk setengah hari, siangnya, giliran suami berangkat kerja, kebetulan kerjaan suami lebih fleksible, kadang suami cek kerjaan malam hari.

Kakak-kakak saya pun mampir ke rumkit dan kakak ipar saya memberikan sari kurma, bagus untuk si anak. Saya coba, ternyata, memang anak hanya bisa nerima sari kurma ini dan bubur cerelac dan  air putih. Syukur-syukur ga dimuntahin lagi. Ini dia kemasan sari kurma:


Selain itu jus jambu biji bagus untuk menaikan trombosit, tapi lebih bagus lagi yang alami ya.. kalo ga ada ini juga boleh:


Persiapan keuangan adalah satu hal yang semua pasangan muda wajib pikirkan ketika mereka memutuskan menikah dan punya anak. Orangtua saya tidak mengajarkan ini, sekolah, universitas pun tidak. Perencanaan keuangan saya pelajari dari twitter @mrshananto/twitternya Ligwina hananto lewat qmfinancial.com nya..  dan juga @ReneCC/twitternya Rene Suhardono. Mereka yang mengedukasi saya dan mungkin banyak ibu-ibu muda di luar sana untuk lebih melek keuangan.. Alhasil, saya bisa menyisihkan pemasukan tiap bulan untuk salah satunya ke asuransi kesehatan dan pendidikan anak. Dan memang sangat berguna info yang diberikan kedua inspirator dan guru ini..
Ini dia, agen prudential yang membantu kepulangan anak dan yang mengurus pembiayaan Rumkit:


Ketika anak sakit, kerjasama suami-istri, keuangan, kesabaran adalah tiga elemen ujian. Lulus nggak-nya kita sebagai teman hidup.. kami masih belajar dan ga akan berhenti belajar.  Semangat ibu-ibu muda, apapun yang terjadi nanti di masa yang akan datang, kita bisa mempersiapkannya dari sekarang. Termasuk pendidikan dan kesehatan keluarga kita!


Comments

Popular posts from this blog

Bandung Readers Festival ada lagi.... Yes

Selama sepekan di bulan Desember 2022.. akhirnya yang tinaafandi tunggu, hadir kembali, meskipun dengan format yang sedikit berbeda ya.. yes Bandung Readers Festival berkolaborasi dengan patjamerah. Awalnya kami kepoin dulu nih medsosnya pajtarmerah dan tentunya Bandung Readers Festival, yang sempat kami ikuti sebelum pandemi, tentunya.. Kami mengunjungi kegiatan ini di dua hari terkahir yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 10-11 Desember 2022, berlangsung di Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit Bandung. Setelah rehat selama pandemi dan di acara terakhir kami (baca suami dan saya) mengikuti Bandung Readers festival, membahas seputar blog.. tentunya dinamika nge blog ala Bandung Readers festival .. buat tinaafandi seorang language enthusiast, hal hal yang berbau literasi, buku, dan turunan-turunannya Sangat ditunggu yaa.. Satu kata untuk kegiatan tahun ini, senang. Karena akhirnya tinaafandi bisa ketemu sama penulis dan ilustrator, Puty Puar  cek aja yaaa diblog pribadinya. Nah, i...

Parenting: Early Literacy for Kids (2)

Menulis nama Setelah postingan minggu lalu tentang literasi untuk anak . Sekarang kita kerucutkan lagi ke teknis cara berlatih menulis nama. Tulisan ini,  jawaban untuk salah satu orang tua murid yang berkonsultasi dengan saya, sebagai guru dan psikolog anak ketika Parents Teacher Meeting ( PTM ). Kasusnya, saya mengajar di level Pre-school/Nursery atau 3-4 tahun. Persiapan menuju K-1. Ibu siswa saya menanyakan apakah anaknya dapat mengikuti kelas, bagaimana di kelas, dan pertanyaan lainnya. Hingga pertanyaan tentang Time Out dan menulis nama. Mom: Miss, kok  anak saya belom bisa nulis namanya sendiri ya? Saya: Begini mom, untuk ******, memang masih menebalkan huruf saja, kami, saya dan asisten saya, selalu mengajak ****** untuk melatih menebalkan hhuruf dan mengenalkan huruf. Mom: Iya Miss, saya juga di rumah nyiapin namanya di- print, banyak, tapi kok dia ga mau ya? Psikolog: Bagaimana mommy membuat tulisannya? Seberapa besar? Mom: saya print selembar ...

Ibu-Ibu Mode On

Menjadi ibu-ibu adalah pekerjaan paling mulia. Ga cukup ucapan selamat hari ibu dan happy mother's day. Kami tahu bagaimana cara merayakan ke-ibu-an kami. :) Setiap hari kami menjalani kehidupan tulus sebagai wanita yang bermanfaat untuk sesama. Sesama manusia. Sesama yang berperut lapar. Menjadi ibu-ibu adalah memasak. Main masak-masakan ketika kita masih kecil adalah modal dapatkah kita bertahan dengan tuntutan perut lapar suami dan anak, saat ini. Menu yang gitu gitu aja buat mereka ya.. mau gimana lagi, kalo ga dimakan laper, dimakan ya kenyang. hahaha.. Bottom line, saya mencoba bereksperimen di dapur. Beli buku resep untuk 30 hari, resep masakan rumahan biasa, tapi ditambahkan ide baru. hihihi.. Saya adalah fans berat pasta. Selain nasi, kita bisa dapet sumber karbohidat yang lain kok. - Kentang - Pasta Tapi dengan pasta, ada keterikatan historis tersendiri. Pasta itu, enak diapain aja. Sederhana. Ok, jadi satu hari, saya bereksperimen  dengan makaroni. ...