Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Mamah Tina Kuliah Lagi #2

Foto liburan tahun lalu 😆😆 Setelah tulisan petamanya lahir Disini Alhamdulillah. Sudah hampir satu semester saja, masa 'kuliah lagi' mamah tina. Banyak sukanya, karena ternyata, beberapa pertanyaan selama mengajar bisa terjawab dengan mengikuti ke kelas-kelasnya. PG PAUD di sini, dosennya kompeten banget. Gape di bidangnya. Baca juga: PG PAUD UNINUS Awal-awal kuliah sempat bingung, ada waktu kosong hanya mata kuliahnya ternyata sudah di ambil. FYI, saya masuk di semester 5. Jadi saya mengambil mata kuliah ke semester 3 dan 1. Mata kuliah yang diambil pun mayoritas ke-PAUD-an. Inilah beberapa mata kuliahnya: 1. Konsep dasar dan kebijakan PAUD 2. Tahfidz Qur'an #1 3. Anak dan Penataan lingkungan AUD 4. Ilmu Alamiah Dasar 5. Seni rupa AUD 6. Psikolinguistik 7. Bahasa Daerah untuk AUD 8. Bahasa Arab untuk AUD 9. Bioantropologi 10. Perencaan Pembelajaran PAUD 11. pendidikan Anak dalam keluarga 12. Seni Tari AUD Setiap mata kuliahnya memberikan tug

There goes my hero...

Selamat Jalan Bapak... (sambil putar lagu“Putih” dan “Kuning”-ERK Album Sinestesia) Cerita awal kuliah saya adalah ketika bapak tujuh hari meninggalkan kami semua. Dengan penuh semangat saya menceritakan keinginan-keinginan saya sebelum anak kedua saya lahir, saya ingin melanjutkan sekolah, ingin menimba ilmu ke-PAUD-an lebih dalam lagi dan ingin merintis membuat sekolah PAUD saya sendiri. Bapak, mendukung dengan tetap menanyakan bagaimana anak-anak nanti. Bapak beberapa tahun, sebelum tahun 2017, selalu menyempatkan diri untuk shalat berjamaah di mesjid. Shalat subuh dan shalat maghrib, utamanya. Bapak selalu menengok cucu-cucunya, Aang dan Neng sebelum ke mesjid dan setelah dari mesjid, anak-anak pun selalu mencium tangan bapak. Rutinitas ini selalu kami lakukan setiap subuh dan maghribnya. “Barudak araya? 1 ”, ucapnya “Aya 2 ”, jawabku. Kemudian bapak mengucap salam dan berangkat menuju mesjid. Suatu sore, bapak sudah siap dengan sendalnya dan duduk di ter

Kenapa kita tidak boleh berkata 'maaf'?

Inilah 'mungkin' yang ada dibenak beberapa orang ketika diberi amanah untuk memimpin: Sebenarnya, saya tuh males ditunjuk jadi pemimpin. Duh, ngapain yah, kalo bikin kegiatan besar itu? mulai dari mana cobaaa Ribet ahhhh.. males. Lagi ga mood. Kata maaf adalah kata-kata teraman sebelum kita mencoba. Ketika ada gesekan dengan teman kerja, kata maaf seolah akan membuat hubungan kita baik-baik aja, padahal enggak... iya gak? Karena bekerja dengan orang lain itu ternyata membutuhkan skill tertentu lohh.. dan sayangnya, di masa sekolah saya dulu, saya tidak terpapar dengan kegiatan yang berhubungan dengan leadership.    Sebagai tim HRD baru di tempat saya bekerja, saya mulai mencari mengenai apa itu HUMAS, apa itu Manajemen Sekolah, sampai menjadi penanggung jawab event selama setahun. Tantangan besar buat saya. Pun menjadi batu loncatan. Ternyata menjadi pemimpin itu tidak mudah.  Sementara di sekolah, setiap harinya anak-anak di sekolah diajarkan untuk menjadi &quo

Mamah Tina Pindah Kuliah

Kok labil banget sih judulnya. Seperti ABG saja. Persis mimik muka Aang yang "apaan lagi sih ini", Neng yang "hedeuh" dan saya yang kekeuh. (Baca: pantang menyerah). Hahaha.. Begitulah diumur 30 ini, sepertinya aktualisasi diri sangat saya butuhkan. Kita tak pernah tahu, kapan kita jatuh cinta, dimana dan sama siapa. Kan?? Sama halnya dengan profesi yang digeluti dengan jurusan S1 yang dulu diambil. tahun ini, waktunya kembali ke bangku kuliah. Duhh.. Ga bisa mengelak lagi dari "kangen jaman kuliah yaaa" ini mah udah fix, selamat riweuh! Eits, dengan motto mommy super, I nsya Allah bisa. Saya tipe wanita yang percaya jika kita bisa bekerjasama dengan pasangan, selalu menjadi lebih ringan. Kode keras ke suami yang setiap subuh hingga pagi harus ikut berjibaku dengan pekerjaan rumah juga mengurus anak. Sebelum kami masing-masing beraktivitas. Alhamdulillah ridho suami, sebagai jalan sukses. Amin. Baca juga: perbandingan S1 PGPAUD di Bandu

EDUCATION: PENTAS SENI DAN DRAMA MUSIKAL SISWA-SISWI PG-TK ASSALAAM DI TRANS STUDIO BANDUNG

  Hari itu, hari rabu, tanggal 17 Mei 2017 bertempat di Trans Studio Bandung (TSB). Pagi-pagi sekali, anak-anak datang ke Trans Studio Bandung dengan mengenakan kostum dan riasan yang serasi. Ada yang menggunakan kostum lengser, kebaya, pramugari, pilot dan lainnya. Lucu dan menggemaskan. Ada apa ya? Sepertinya akan ada penampilan spesial. Iya betul sekali, hari itu adalah hari pelepasan siswa-siswi TK B TK Assalaam Bandung dan juga akan ada pentas seni berupa Drama Musikal “Ibing Ngalalana”. Setelah berkumpul di gerbang Trans Studio Bandung, siswa-siswi, orang tua dan undangan segera melakukan daftar ulang dan masuk ke area TSB dan berfoto per kelas. Anak-anak dan orang tua terlihat antusias dan bahagia ketika sesi berfoto dengan teman satu kelas beserta ibu-ibu guru. Tak lupa satu dua orang tua pun mengabadikan foto anaknya sebelum memasuki gedung Trans City Theater (TCT). Acara Pentas Seni dan pelepasan siswa-siswi TK Assalaam kali ini menampilkan drama musikal yang diperankan ol

Education: TIPS KETIKA MEMUTUSKAN UNTUK BERPROFESI SEBAGAI GURU

Berhubung sebentar lagi akan menjelang akhir tahun ajaran. Voila tulisan kali ini, sharing tips ketika memutuskan untuk berprofesi sebagai guru. Selamat membaca! Saya selalu pro dengan yang namanya perubahan dan kemajuan. Satu sekolah dikatakan  sekolah unggulan ketika komponen-komponen pendukungnya saling bersinergi membangun dan menghadirkan program-program dan layanan yang prima. Salah satu indikator kemajuan sekolah adalah gurunya. Betapa tidak ketika guru memiliki kesadaran penuh bahwa dirinya harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri, belajar hal baru dan juga terbuka terhadap perubahan yang ada, disitulah letak keunggulan pribadi seorang guru. Kegiatan rutin mengajar dengan level yang sama dan RPP yang sama setiap tahunnya, menjadi salah satu pemicu zona aman guru. Pengalaman saya mengajar 5 tahun di PG TK, Saya selalu berusaha ada pembaharuan di setiap tahunnya, ada target yang ingin dicapai, baik dalam skala kurikulum, manajemen kelas, output anak ataupun tahap

Motherhood: MP-ASI untuk si Aang Jalu

Tidak terasa, sekarang si bayi sudah akan memasuki bulan ke-enam. Yeay! Alhamdulillah, seperti tetehnya dulu, si dede juga harus campur ASInya dengan Sufor. Ketika mamahnya mengajar, dede minum susu formula saja, mamah pulang, dede lanjut minum ASI. Produksi ASI saya alhamdulillah, 3-4 botol 75ml per harinya, sementara si dede membutuhkan 4-5 botol 100ml per hari ditinggal, tekor ya.. it’s okay, dede, mom did her best, we should be greatful for it ! Saat hamil, lahiran anak  kedua, kemudian  mengurusnya hingga 2 bulan di rumah saat masa cuti dan ditinggal mengajar kok, santai banget. Sakit sedikit, tidak seheboh tetehnya, kalem banget menjalani keseharian dengan si dede. Saat pagi dan sore hari pun, kami, saya, teteh, suami dan dede bisa melewati quality time kami, sekedar mengajak  bermain si dede, ngobrol atau melihat tetehnya yang dengan berbagai cara mengajak dedenya bemain dan mulai mengatur dedenya. Suatu sore, saat dede menyusu dan gusinya gatal karena mau tumbuh gigi

Education: Perbanding S1 PG PAUD Kelas Karyawan di Bandung

It’s time to learn more abilities! Setelah lima tahun memutuskan untuk  berkecimpung di dunia anak usia dini, akhirnya saya harus kembali ke kampus. Menimba ilmu Pendidikan Guru Anak Usia Dini. Bulan Pebruari ini, saya melakukan kunjungan ke dua kampus dekat sekolah yang menyediakan kelas karyawan PG PAUD. Karena sebelumnya saya sudah menempuh strata 1 di FPBS (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni), yaitu Pendidikan Bahasa Prancis, sekarang saya akan masuk ke FIP (Fakkultas Ilmu Pendidikan), mengambil Pendidikan Guru PAUD. Ada dua kampus yang saya datangi, satu yaitu UNINUS atau Universitas Islam Nusantara yang berada di Jalan Soekarno-Hatta no 530. Dari sekolah ke kampus, sekitar 30 menit. Dekat Carrefour Samsat. Itu loh, perempatan yang lampu merahnya lumayan lama. Jika dari arah sekolah menuju kampus, enaknya belok kanan menuju pasar kordon dan melewati jalan belakang kampus. Jika terus lurus harus berbelok dengan resiko melewat lajur jalan tengah yang mobil/motornya ngebut. 

Parenting: Early Literacy for Kids (3)

Kesulitan Membaca Setelah selesai satu sesi mengajar Bahasa Inggris di kelas, tentang Phonics huruf Pp-Tt, dengan menggunakan metode memory games melalui kartu bergambar, drill dan permainan. Kemudian diakhiri dengan kegiatan menebalkan dan menempelkan huruf P sampai T pada masing-masing gambar, muncullah pertanyaan dari salah satu anak. "Miss ini teh huruf apa?" Oh, saya menjelaskan singkat sama si anak. Ternyata tetap belum mengerti. Kemudian guru kelas datang menghampiri dan mendampingi anak tersebut dengan sabar. Si guru mengajak anak tersebut mengingat kembali huruf-huruf yang dimaksud oleh saya. Dua hingga tiga kali menjelaskan dan memberikan contoh, Akhirnya, anak tersebut menyelesaikan tugasnya. Muncul pertanyaan dalam benak saya, bukannya di kelas TK A sudah diperkenalkan dengan simbol-simbol huruf, kok masih belum tahu hurufnya apa? Oh mungkin belum mengerti. Atau metode pembelajaran yang saya terapkan kurang menarik dan dimengerti anak? Atau sa

Education: Mahluk Menyebalkan Bernama "Anak Kecil"

Tidak pernah terpikir akan menjadi guru PGTK. Dulu saya benci yang namanya anak kecil. Rasanya, saya tiba-tiba besar saja. Tidak pernah terbayangkan akan disalami tangan oleh murid-murid ketika kami berpapasan di pagi hari atau ketika berpisah siang harinya. Tidak pernah terlintas akan begitu terfasilitasi kegemaran saya akan seni, cat, kuas, kertas, gunting, lem, pensil warna dan semua barang-barang untuk membuat karya seni yang tersedia. Meski hanya dipamerkan beberapa hari saja. Senangnya minta ampun. Kisah menuju guru PAUD ini berawal dari pertemuan dengan teman kuliah di angkot. Saat itu saya sudah mengajar les part-time dan masih rajin main ke kampus, sekedar ngopi dan melamun di halaman depan gedung ISOLA. Kira-kira begini percakapan waktu itu. Saya: hei! Wika: hei, mau ke mana? Saya: ke kampus ketemu temen. Wika: oh.. Udah kerja? Saya: udah. Wika: dimana dan bla bla bla Akhirnya... Wika: sekolahku lagi buka lowongan, mau coba? Saya: di

Parenting: Early Literacy for Kids (2)

Menulis nama Setelah postingan minggu lalu tentang literasi untuk anak . Sekarang kita kerucutkan lagi ke teknis cara berlatih menulis nama. Tulisan ini,  jawaban untuk salah satu orang tua murid yang berkonsultasi dengan saya, sebagai guru dan psikolog anak ketika Parents Teacher Meeting ( PTM ). Kasusnya, saya mengajar di level Pre-school/Nursery atau 3-4 tahun. Persiapan menuju K-1. Ibu siswa saya menanyakan apakah anaknya dapat mengikuti kelas, bagaimana di kelas, dan pertanyaan lainnya. Hingga pertanyaan tentang Time Out dan menulis nama. Mom: Miss, kok  anak saya belom bisa nulis namanya sendiri ya? Saya: Begini mom, untuk ******, memang masih menebalkan huruf saja, kami, saya dan asisten saya, selalu mengajak ****** untuk melatih menebalkan hhuruf dan mengenalkan huruf. Mom: Iya Miss, saya juga di rumah nyiapin namanya di- print, banyak, tapi kok dia ga mau ya? Psikolog: Bagaimana mommy membuat tulisannya? Seberapa besar? Mom: saya print selembar itu banya

Parenting: Early Literacy for Kids

Apa sih, sepertinya kata-kata literasi ini sering sekali terdengar baik di dunia pendidikan formal maupun non-formal. Bagaimanakah praktek literasi awal yang bisa kita kenalkan ke anak kita di rumah? Awal tahun ajaran 2016-2017 kemarin, selain Kurikulum 2013 yang digunakan di sekolah, ada juga program literasi yang harus diperkenalkan kepada anak. Program literasi ini, salah satu upaya untuk menumbuhkan rasa cinta anak untuk membaca buku. Maka dari itu, kita memulai dari hal yang paling kecil, yaitu membacakan buku kepada anak, seraya memperlihatkan tulisan, meskipun anak belum tentu sudah bisa membaca, namun guru menunjukkan setiap kata yang terucap dengan tulisan yang ada. Dalam dunia kebahasaaan, satu kata memiliki unit terkecil yaitu huruf. Nah ini dia, cikal bakal kemampuan membaca anak dimulai. Tapi bagaimana sih, cara mengajarkannya? Early literacy theory emphasizes the more natural unfolding of skills through the enjoyment of books, the importance of positive interac

Work-Eat-Repeat

Sudah berapa kalikah kamu pindah tempat kerja? Apa sih yang membuat kangen dari tempat sebelumnya selain temen kerja? M.a.k.a.n.a.n Dalam kamus Pena Tina hanya dua jenis makanan, yang enak dan enaaaak banget. Saat kerja pasti ada makanan favorit yang ada deket tempat kerja dong.. Yuk kota simak 3 makanan yang pernah berlabuh dhati Pena Tina, voila! Cuanki Gymbo Ok, 3 tahun mengajar di Gymboree-Kidsville Play School, Jl. Karang Sari, ada mamang cuanki yang sudah melegenda, sampai buka cabang. Sederhana aja sih, si cuanki bisa dinikmati ketika kurang berselera dengan masakan makan siang kantor dan pengen ngemil saat hujan. Perpaduan antara siomay, tahu dan baso plus kuah hangat asam manis pedas. Pokoknya mantap. Apalagi cuaca dan suasana jl Karang Sari itu sepoi-sepoi, banyak pohonnya, pas banget. Jadi kepingin. Harganya dulu sih 5.000 aja. Uhm, berapa ya sekarang? Kuliner ah.. Mie Jawa Sukahaji Satu tahun di Apple tree Preschool and Kindergarten, Pena Tina kenalan sama mie ja