Skip to main content

One word, One week


BUKU HARIAN

Diary means a book in which one keeps a daily record of events and experiences. 
Sumber google.com

Dan mulailah saya menulis

Kebiasaan menulis, diawali, ya, dengan buku harian.  Saya mulai menulis ketika SMA, mungkin kalo bukunya masih ada, ya, berisi kesedihan gebetan pacaran sama orang lain, persahabatan trio ebelku, impian-impian di masa depan (mungkin, saat ini yang ku maksud masa depan dulu,,menikah punya anak, mengajar, punya kendaraan sendiri, dan la la la). Kadang saya membaca ulang apa yang telah saya tulis dengan emosional, contohnya saat pulang sekolah, mamah bertanya “ada apa?” saya bilang “Mau nangis dulu, jangan ganggu” hihihi... masa-masa itu memang gemesin.

Terus, buku harian, mulai berganti menjadi rencana yang lebih serius, tentunya untuk hidup ya.. kebiasaan membaca, membuat saya ingin menulis lagi dan lagi.  Saya memang tidak terdaftar di taman bacaan TB Garuda saat SMP, maklum belum punya uang sendiri. Nah saat lulus  SMA dan bekerja di swalayan kecil di alun-alun Cimahi, saya mulai pinjam buku, komik, novel.. apa saja. Ketika lebaran tahun 2003, bertepatan dengan tahun kelulusan SMA, semakin bingung dan ga tau harus gimana. Mungkin menulis buku harian menjadi satu-satu hal yang bikin saya masih sadar dan punya temen buat mencurahkan isi hati, harapan, pemikiran dan apapun.

Tahun 2003-2005, adalah turning point hidup saya, dua tahun ini saya belajar banyak, sendiri. Saya mulai suka baca koran, baca majalah, buka diri ke pergaulan yang baru di tempat kursus bahasa Inggris, dan... sepertinya sangat jelas, buku harian pun mulai berubah isinya menjadi berbahasa Inggris yang ya... sekelas fans Avril Lavigne lahh (Galau gimana gituuu) kemudian berubah menjadi tulisan yang lebih persuasif buat diri sendiri.. sebab saya suka nonton
“Battle of Wits”
 yang ditayangkan di TVRI dan pembawa acaranya adalah Angelina Sondah. Dia memang pintar. Dan tulisan di buku harian saya berubah menjadi lebih ilmiah. Hahahaha...

Tunggu dulu.. Di akhir 2004 menuju awal 2005, saya mulai berpikir, saya ga mau terus menjadi buruh. Saya harus kuliah. Dimanapun. Ya, UPI Jurusan Bahasa Perancis. Pada awal pemilihan saya memang berniat,
 “Ya Allah, Semoga lulus  SMPTN”
 Saya ingat tes nya di STBA cihampelas. Setelah lulus, buku harian saya mulai dipenuhi hal-hal yang bersifat petualang. Saya ingin menjelajah Bandung. Perpustakaan, Museum, Kampus lain, venue gigs band Indie dan yup, kosan temen. Mulailah Buku harian saya diisi dengan jadwal petualangan dari minggu ke minggu, what to do, where to go dan where to sleep. Hihihii

Tahun berlalu hingga 2008, isi buku harian saya berubah menjadi, alamat-alamat tempat yang bisa saya  kunjungi untuk  part time. Tapi gagal semua, lalu ide itu muncul.
“Saya calon guru bahasa Perancis, Saya bisa mengajar bahasa Perancis untuk Pemula”
Bermodalkan uang pas pas-an untuk memasang iklan di PR, saya dapet satu murid. Lumayan. Lumayan jauh rumah dia, di Buahbatu. Daaannn... Buku harian berisi lesson plan buat murid pertamaku. Hahaha..isi buku harian berubah jadi jadwal mengajar di tempat lain, ga ada acara eksplorasi-eksplorasi lagi.. fokus, cari uang tambahan buat biaya kuliah.

Saat kuliah saya selalu suka mata kuliah menulis, meskipun saya tidak keren-keren amat yaa,, tapi saya merasa saya punya jam terbang yang banyak dalam menulis. Mulailah saya diperkenalkan dengan bentuk-bentuk tulisan. Yaaa,,kalo dibanding tulisan buku harian saya, tulisan di mata kulian menulis ini lebih banyak observsai, pencarian info dan bertutur yang sopan. Tidak seperti memoir buku harian saya... hahaha
Sampai sebelum menikah, isi buku harian adalah tentang murid-murid saya, cerita lucu mereka. Tentang betapa saya bahagia plus dilema ketika kenal dengan mantan pacar yang jadi suami sekarang. Mulai dari rencana pernikahan, hamil, punya anak, dan berencana punya anak lagi, isi buku harian saya adalah.. itung-itungan pengeluaran bulanan, tanggal-tanggal acara keluarga dan pengingat apa yang harus dilakukan besok dan lusa atau sebulan, dua bulan bahkan tahun yang akan datang. Huhu..

Mungkin proses menulis adalah proses hidup saya.
“Je pense donc je suis”---“Saya berpikir maka saya ada”
Saya bepikir kemudian menuliskannya, maka saya ada. Itu saja.

That’s how I started writing. I will do it over and over again.. I will not easily satisfy about what I do, I will improve myself, I can say this is a long life writing process.


Comments

  1. hahaha buku diari aku juga isinya curhatan gebetan
    kalo dibaca skarang malu kali ya
    lebay banget aku dulu

    tiap orang punya masa alay masing2. hhhuhuhuhu

    ReplyDelete
  2. lihat anak jaman sekarang ada ga ya yang suka nulis diary kaya jaman kita abg.. sekarang mah udah ada media online. curhat online.. hihi..

    Lucu banget tu buku harian dibundel dikasihkan ke anak kita hhahahahaha..
    setuju,,setiap orang punya masa alay yang gemeshin masing-masing. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Guru PAUD Zaman Now di masa #dirumahaja

Pandemik covid-19 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya pada dunia pendidikan. Kejadian ditetapkannya Indonesia sebagai salah satu negara terdampak covid-19, meresahkan orangtua murid dan orang yang berada di ruang-ruang publik. Betapa tidak, di hari kedua ditetapkannya pandemik Covid-19, orangtua yang mengantarkan siswa-siswi ke sekolah di pagi hari, pada siang hari sebelum pembelajaran berakhir, sudah berdatangan untuk menjemput anak, karena keresahan akan adanya paparan pada virus covid-19. Saat itu, sebagai bagian dari manajemen sekolah PAUD, penulis memiliki tanggungjawab beserta tim pengelola PAUD untuk mengelola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Apa saja kendala yang timbul pada saat perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh di PAUD? Pertama, kesiapan guru sebagai Porte-Parole (baca: juru bicara) saat penyampaian materi pembelajaran dan juga memastikan bahwa anak dapat berkegiatan di rumah dalam keadaan optimal kepada orangtua yang secara tidak l

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, angk

Trik Mamah Mengelola Stres saat #dirumahaja part #2

“Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu. Kau menari dengan waktu, tanpa ragu yang membelenggu” (Taifun- Barasuara) Sambil nyanyi, sambil mempertanyakan.. The New Normal, apa ya maksudnya? Siap ga siap mesti siap... kadang kita mesti dihadapkan pada hanya dua pilihan, ngikut aturan yang ada, ya atau tidak. Percaya keduanya ada konsekuensi. New normal yang akan segera diberlakukan pemerintah merespon penyebaran covid-19 dan juga jeritan kebutuhan mamak-mamak nyiapin kebutuhan keluarga dan manage keuangan semasa covid, dua bulan lebih yang lalu.. lumayan ya menguras tabungan, dan membuat beberapa rencana, termasuk penyusunan skripsi dan rencana lulus semester ini, agak samar-samar. Acceptance, menerima keadaan dan adapt, neradaptasi dengan new normal adalah posisi tawar termasuk akal saat ini. Well, ini dia titipan beberapa trik yang akan tinaafandi sampaikan dijudu kedua masih dengan trik mengelola stres, baik masih berkerja dirumah aja, atau nantinya dikombinannsikan bekerja d