Skip to main content

Preggo land : The Big Day

Kelahiran anak kedua ini, sangat penuh drama. Ketika si ibu udah di-PHP-in sama bu Bidan, bingung dan jadinya ga puguh. Untunglah kakak perempuan saya cepat tanggap, ajakin saya ke rumah sakit setelah sehari semalam menginap di klinik bu bidan, pembukaan terhenti di pembukaan empat. Huhuhu... Alhamdulillah juga setelah memiliki kartu BPJS untuk kami sekeluarga, nenek dan abah, saya perdana menggunakan kartu ini untuk persalinan anak kedua. Kartu ini bisa digunakan di Rumah sakit dan bebas biaya. FYI, saya daftar BPJS sudah sekitar satu tahun. Alhamdulillah si dede sehat, tinggi dan besar. Sekarang si dede udah berumur dua minggu. Mamahnya sudah bisa nulis blog lagi sekarang.. sambil nunggu jadwal nenen si dede.

Minggu, 11 September 2016
Semalaman merasakan kontraksi yang ga terlalu sakit, tapi perlahan makin sering. Saya belum berani membangunkan suami karena takut seperti kejadian minggu lalu, kontraksi palsu. Jadi saya menikmatinya dengan menghabiskan malam itu tanpa tertidur.

Senin, 12 September 2016
Hari ini, Idul Adha, pagi-pagi saya sudah siap untuk ikut shalat ke mesjid. Mamah juga udah siap. Tapi, saya penasaran ingin cek ke bidan, apakah kontraksi ini palsu lagi?? Akhirnya saya ke bidan dan bidan bilang ini sudah pembukaan 2 mau 3, masih lama sih bu.. katanya, tapi saya maksa untuk diam di tempat bidan saja, lihat perkembangannya, akhirnya si sulung dititip neneknya. Jadi mamah ga jadi ke mesjid. Siangnya saya jalan-jalan dekat klinik bidan, lihat penyembelihan hewan kurban dengan suami, siangnya suami pulang dulu karena ada kerjaan yang harus diselesaikan.

Maghribnya hujan besar. Saya sendirian di ruangan sementara bidan jaga ada di ruangannya di atas. Saya ga bisa tidur. Bidan jaga datang setiap 4 jam sekali untuk memeriksa, siapa tau pembukaannya udah maju. Saya berdoa, beristigfar dan membaca satu dua ayat Al-Qur’an, minta petunjuk Allah SWT, agar si dede bayi segera lahir.

Jam 9 malam suami datang ke klinik, dia bertanya gimana perkembangannya? Masih sama, saya bilang. Suami langsung tertidur sambil nungguin saya. Sementara saya sibuk jalan-jalan sendiri, nungging-nungging, ngobrol sama si jabang bayi.

Tengah malam saya membangunkan bidan jaga, karena saya merasakan kontraksinya makin kenceng. Tapi, lagi-lagi hanya pembukaan 4. Bidan jaga bilang, kemungkinan bayinya besar bu, jadi pembukaannya lama. Entah, mungkin belum saatnya. Setelah pemeriksaan itu, saya tidak merasakan kontraksi lagi. Saya pun tertidur sampai subuh.

Selasa, 13 September 2016
Suami pulang masih subuh, siap-siapmau berangkat kerja. Saya merasa sendiri, sedih dan bingung. Jam 7 pagi, kakak perempuan saya tiba di klinik, dia menyarankan untuk pulang saja. Kami konsultasilkan ke bidan dan bidan menyarankan untuk diinduksi saja. Saya ragu-ragu. Saya minta pulang saja.

Di Rumah, kakak menyarankan untuk ke rumah sakit saja. HPLnya kan tanggal 16 September 2016. Khawatir masih belum lahir juga, bayi bisa menelan ketuban. Saya pun ikut kata kakak saya. Kami berangkat menuju RS jam 10 siang, di RS, suami dan kakak mengurus administrasi, semetara saya masuk IGD, untuk diobservasi.

Sementara suami mengurus administrasi lagi, saya ditemani kakak perempuan saya menuju ke ruang bersalin. Jam 12 siang, tindakan induksi dilakukan. Dua jam kemudian, pembukaan maju dan kontraksi semakin kencang, sugesti anak kedua akan lahir lebih mudah itu tidak berlaku untuk saya sepertinya. Rasa sakitnya sungguh tak bisa ditahan, sampai-sampai suami hampir saya gigit jarinya. Alhamdulillah, jam 15:45, akhirnya, si Jalu lahir. Saat keluar dia tidak menangis, ternyata  dia terlilit tali ari-ari, setelah dilepas, dia nangis kenceng, IMD pun mulai dilakukan. Satu momen yang paling saya nantikan saat melahirkan adalah IMD. Si Jalu mencari puting susu ibu dan sesaat saya lupa dengan kontraksi yang barusan saya alami. Terimakasih ya Allah.



Ini dia si Jalu ditemenin bapaknya di ruang anak...


Kami dipindahkan keruangan rawat inap setelah maghrib. Si Jalu masih anteng tidur, langsung saya susui. Dia mau dan lumayan lama nyusunya. Mamah mertua dan adik ipar datang melihat si Jalu. Mamah menginap, ikut jaga si Jalu.

Rabu, 14 September 2016
Pagi ini, saya nunggu si Jalu bangun untuk kasih ASI. Semalaman, dia tidur lelap ga nangis dan minta nenen. Sementara semalam saya terjaga tidak bisa tidur sampai subuh. Paginya, baru saya tidur lelap sebentar.

Saya merasa sudah membaik karena proses melahirkan normal, pemulihannya lebih cepat. Saya minta pulang, ditunggu dokternya dulu ya bu, kata perawat. Akhirnya kami bisa pulang sore hari, setelah si Jalu diperiksa.

Si Sulung datang siang hari dengan kakak perempuan saya, pertama kalinya dia bertemu dengan adiknya, dia terlihat bingung. Tapi akhirnya dia mencium pipi dedenya.


Ini dia kami, bertiga...



Ini kami berempat. Muka masih lelah bercampur dengan bahagia..

Di rumah, nenek dan kakek si Jalu sudah tidak sabar menunggu kedatangan bayi kecil ini. Saudara-saudaranya pun begitu.
Persalinan kedua ini banyak dramanya. Semoga kakaknya ga banyak drama ya.. walaupun bibit-bibit drama sudah mulai terlihat dari semenjak kami pulang ke rumah.
Perkenalkan nama anak kedua kami, RAKEAN JALU AFANDI, kami sengaja memilih nama sunda, artinya anak laki-laki penerus bapaknya, harapannya semoga si Jalu bisa meneruskan harapan ibu bapaknya ya.. amin.


Ini dia si Jalu umur seminggu..


Ini saat umur dua minggu...

Kelahiran anak kedua ini, prosesnya lumayan lama. Mungkin karena ditunggu jadi rasanya lama. Tapi setelah lahir, penantian selama ini terbayar. Inginnya belajar lagi mengurus anak kedua ini sendiri selama tiga bulan. Semoga bisa.


Selain ngurus anak kedua, juga ngurus anak sulung juga.. Nantikan cerita drama kakaknya si Jalu yaa.. 

Comments

  1. Salam kenal Teh Tina :)
    Selamat atas kelahiran si Jalu.. namanya keren deh (saya urang Sunda oge)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga.. Makasih. 😃 wah.. Sengaja nyari nama sunda, biar so jalu inget, kalau dia urang sunda. 😄

      Delete
    2. Salam kenal juga.. Makasih. 😃 wah.. Sengaja nyari nama sunda, biar so jalu inget, kalau dia urang sunda. 😄

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, angk

Guru PAUD Zaman Now di masa #dirumahaja

Pandemik covid-19 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya pada dunia pendidikan. Kejadian ditetapkannya Indonesia sebagai salah satu negara terdampak covid-19, meresahkan orangtua murid dan orang yang berada di ruang-ruang publik. Betapa tidak, di hari kedua ditetapkannya pandemik Covid-19, orangtua yang mengantarkan siswa-siswi ke sekolah di pagi hari, pada siang hari sebelum pembelajaran berakhir, sudah berdatangan untuk menjemput anak, karena keresahan akan adanya paparan pada virus covid-19. Saat itu, sebagai bagian dari manajemen sekolah PAUD, penulis memiliki tanggungjawab beserta tim pengelola PAUD untuk mengelola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Apa saja kendala yang timbul pada saat perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh di PAUD? Pertama, kesiapan guru sebagai Porte-Parole (baca: juru bicara) saat penyampaian materi pembelajaran dan juga memastikan bahwa anak dapat berkegiatan di rumah dalam keadaan optimal kepada orangtua yang secara tidak l

Trik Mamah Mengelola Stres saat #dirumahaja part #2

“Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu. Kau menari dengan waktu, tanpa ragu yang membelenggu” (Taifun- Barasuara) Sambil nyanyi, sambil mempertanyakan.. The New Normal, apa ya maksudnya? Siap ga siap mesti siap... kadang kita mesti dihadapkan pada hanya dua pilihan, ngikut aturan yang ada, ya atau tidak. Percaya keduanya ada konsekuensi. New normal yang akan segera diberlakukan pemerintah merespon penyebaran covid-19 dan juga jeritan kebutuhan mamak-mamak nyiapin kebutuhan keluarga dan manage keuangan semasa covid, dua bulan lebih yang lalu.. lumayan ya menguras tabungan, dan membuat beberapa rencana, termasuk penyusunan skripsi dan rencana lulus semester ini, agak samar-samar. Acceptance, menerima keadaan dan adapt, neradaptasi dengan new normal adalah posisi tawar termasuk akal saat ini. Well, ini dia titipan beberapa trik yang akan tinaafandi sampaikan dijudu kedua masih dengan trik mengelola stres, baik masih berkerja dirumah aja, atau nantinya dikombinannsikan bekerja d