Skip to main content

review buku "the subtle art of not giving a f*ck" Mark Manson

Di bawah hujan, di Sabtu sore yang hactic di barisan kedai kopi menuju pasar andir.

Di luar hujan sudah berhenti, tapi banjir dadakan dengan arus yang lumayan kencang, masih terus bergulir.

Aa, kedai kopi, Mondar mandir, melihat satu dua pengendara motor atau becak tumbang, jatuh terbawa arus. 

"Ci, balik teh beuki peuting,jam salapan"1

Jangan  berusaha!

Buku yang sejak beberapa bulan jadi incaran tinaafandi ini, Tak sengajar terlihat dibarisan koleksi buku, kolega. 

Buku yang berjudul "sebuah seni untuk bersikap Bodo amat-pendekatan yang waras Demi menjalani hidup yang baik" karya Mark Manson, Grasindo, Mei 2019. (Cetakan XXVI), mengundang setiap pembaca penasaran apa sih arti sebenarnya dari 'bodo amat' yang dimaksud penulis.

Bodo amat berarti nyaman saat menjadi berbeda.

Jangan hindari kesulitan. Temukan Hal sulit yang bisa anda hadapi Dan nikmati.

Temukan sesuatu yang penting dan bermakna dalam hidup, itu adalah cara paling produktif untuk memanfaatkan waktu dan tenaga Anda.

Seperti tinaafandi nih.. sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, terkenal banjir. Faedahnya bisa nulis sedikit review buku deh..


Inti buku ini adalah "terkadang Ada Hal yang tidak menyenangkan dalam hidup, Kita mulai menyalahkan diri sendiri, bahwa tidak sempurna itu memalukan. Cuek/bodo amat adalah Cara sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup Kita dan untuk memilih apa yang penting dan apa yang tidak.

Dalam buku yang menurut tinaafandi lebih enak kayaknya kalau dibaca versi aslinya dibanding terjemahannya, mendapatkan pengalaman penulis dalam menemukan seni 'bodo amat' itu sendiri.

Penulis terkenal yang menghabiskan waktunya menjadi pecandu alkohol. Sampai di umur 50-an dilirik penerbit kecil dan ditantang menulis tentang dirinya.
"Dedikasi untuk Tak seorang pun"

Krisis kita bukan lagi soal materi; namun soal eksistensi, ranah spiritual.

"Hasrat untuk mengejar semakin banyak pengalaman positif sesungguhnya adalah sebuah pengalaman negatif. Sebaliknya, secara paradoksal, penerimaan seseorang terhadap pengalaman negatif justrumerupakan sebuah pengalaman positif."

Entah ya.. apa memang saya aja, atau memang ga banyak orang Indonesia yang ga ngeh dengan bahan bacaan seperti ini? 
Suami saya sempat berpendapat dalam salah satu sesi diskusi bebas kami sambil ngopi sore.. "kalau enggak bahas music, buku, seputar keluarga, teman, tetangga, kepercayaan, Pendidikan, dan kebanyakan sih.. memori-memori kami yang berusaha kami kumpulkan Dan bagikan satu sama lain.. " jenis bacaan yang Saya baca ini termasuk yang jarang dibaca karena yaaa..orang indo, negara yang 'belum maju' kebanyakan ga peduli laaahh..

Iya siihh. Sempat nonto sesi wawancara sherina munaf, tentang buku, kalau sikap pembaca itu semestinya, memperlakukan buku, dengan baik, artinya menyadari Kita ga banyak Tau.

Relate?
Ada buku yang sedikit nyinggung paham ini itu, dianggap berbahaya..

Sementara yang bahaya itu ketidak tahuan Kita sendiri. Bukan begitu? 

Demi menciptakan kebahagiaan..  ya sama-sama tahu Aja laa yaaa..
Biar saling bahagia. 

Walaupun dalam buku ini disebutkan bahwa:
Kebahagiaan itu masalah.
 
Humh..

Anda tidak istimewa.

Humh..

Nilai penderitaan.

Humh..

Anda selalu memilih.

Humh..

Anda keliru tentang semua Hal itu.

Humh..

Kegagalan adalah jalan untuk maju.

Humh...

Penting ya berkata tidak.

Humh..

... Dan kemudian Anda mati. 

Oke.  Itu poin-poin Yang Ada dibuku ini, pengaman tinaafandi membaca buku ini, menangis tanpa sebab, merasa ga berdaya. Gagal. Ga berarti.

Selain melankolis karena sedang haid. Juga karena terbawa oleh afirmasi-afirmasi dalam buku ini.

Tinaafandi kembali focus dan temukan kembali nilai-nilai diri Dan self acceptance. Bodo amat dalam buku ini, Tak sesuai dengan apa yang tinaafandi inginkan dalam hidup. Cukup tahu? Boleh? 

Dipraktekan.. mangga-mangga saja..
Yang penasaran boleh loohh Cari bukunya. 

Yang ga Setuju boleh lo tulis dikolom komentar. Yang Setuju juga boleh..

Comments

Popular posts from this blog

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, angk

Guru PAUD Zaman Now di masa #dirumahaja

Pandemik covid-19 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya pada dunia pendidikan. Kejadian ditetapkannya Indonesia sebagai salah satu negara terdampak covid-19, meresahkan orangtua murid dan orang yang berada di ruang-ruang publik. Betapa tidak, di hari kedua ditetapkannya pandemik Covid-19, orangtua yang mengantarkan siswa-siswi ke sekolah di pagi hari, pada siang hari sebelum pembelajaran berakhir, sudah berdatangan untuk menjemput anak, karena keresahan akan adanya paparan pada virus covid-19. Saat itu, sebagai bagian dari manajemen sekolah PAUD, penulis memiliki tanggungjawab beserta tim pengelola PAUD untuk mengelola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Apa saja kendala yang timbul pada saat perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh di PAUD? Pertama, kesiapan guru sebagai Porte-Parole (baca: juru bicara) saat penyampaian materi pembelajaran dan juga memastikan bahwa anak dapat berkegiatan di rumah dalam keadaan optimal kepada orangtua yang secara tidak l

Trik Mamah Mengelola Stres saat #dirumahaja part #2

“Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu. Kau menari dengan waktu, tanpa ragu yang membelenggu” (Taifun- Barasuara) Sambil nyanyi, sambil mempertanyakan.. The New Normal, apa ya maksudnya? Siap ga siap mesti siap... kadang kita mesti dihadapkan pada hanya dua pilihan, ngikut aturan yang ada, ya atau tidak. Percaya keduanya ada konsekuensi. New normal yang akan segera diberlakukan pemerintah merespon penyebaran covid-19 dan juga jeritan kebutuhan mamak-mamak nyiapin kebutuhan keluarga dan manage keuangan semasa covid, dua bulan lebih yang lalu.. lumayan ya menguras tabungan, dan membuat beberapa rencana, termasuk penyusunan skripsi dan rencana lulus semester ini, agak samar-samar. Acceptance, menerima keadaan dan adapt, neradaptasi dengan new normal adalah posisi tawar termasuk akal saat ini. Well, ini dia titipan beberapa trik yang akan tinaafandi sampaikan dijudu kedua masih dengan trik mengelola stres, baik masih berkerja dirumah aja, atau nantinya dikombinannsikan bekerja d