Skip to main content

Parenting: Early Literacy for Kids


Apa sih, sepertinya kata-kata literasi ini sering sekali terdengar baik di dunia pendidikan formal maupun non-formal. Bagaimanakah praktek literasi awal yang bisa kita kenalkan ke anak kita di rumah?
Awal tahun ajaran 2016-2017 kemarin, selain Kurikulum 2013 yang digunakan di sekolah, ada juga program literasi yang harus diperkenalkan kepada anak. Program literasi ini, salah satu upaya untuk menumbuhkan rasa cinta anak untuk membaca buku. Maka dari itu, kita memulai dari hal yang paling kecil, yaitu membacakan buku kepada anak, seraya memperlihatkan tulisan, meskipun anak belum tentu sudah bisa membaca, namun guru menunjukkan setiap kata yang terucap dengan tulisan yang ada.
Dalam dunia kebahasaaan, satu kata memiliki unit terkecil yaitu huruf. Nah ini dia, cikal bakal kemampuan membaca anak dimulai. Tapi bagaimana sih, cara mengajarkannya?
Early literacy theory emphasizes the more natural unfolding of skills through the enjoyment of books, the importance of positive interactions between young children and adults, and the critical role of literacy-rich experiences. We can see that the first three years of exploring and playing with books, singing nursery rhymes, listening to stories, recognizing words, and scribbling are truly the building blocks for language and literacy development. sumber

Hai semuanya sudah siap dengan tips and trik mengajarkan nama kepada anak usia dini? Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengenalkan kegiatan ini pada anak, yaitu sebagai berikut:
Usia
Untuk mengenal nama secara tertulis, anak bisa diajarkan mulai dari 2 tahun, ketika anak sudah mengenal diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Anak usia dua tahun sudah masuk pra-sekolah atau biasa disebut Anak Usia Dini. Anak usia dua tahun, keterampilan berbahasanya sudah mulai berkembang. Selain bahasa ibu yang sudah ajeg, anak mulai tertarik dengan bahasa lainnya. Waktu yang tepat untuk ayah bunda mulai mengenalkan pula bahasa lain.
Anak usia 3 tahun memasuki tahapan mandiri,mengajarkan nama anak merupakan kegiatan yang aktif. Seperti melompat, mencari, menyusun.
Anak usia 4 tahun sudah mulai bisa menebalkan garis, pada usia ini anak sudah memiliki keingintahuan yang lebih besar. Kemampuan motorik halusnya pun sudah mulai terbentuk
Motorik kasar
Salah satu kegiatan yang harus banyak dikerjakan oleh anak usia dini adalah bereksplorasi dengan tubuhnya. Banyak bergerak dengan instruksi yang jelas merupakan kegiatan yang mendukung kesiapan anak kelak ketika memasuki sekolah. Sementara di umur 2-4 tahun, ajaklah mereka bermain sambil belajar. Melompat dari satu gambar ke gambar yang lain, mencari benda yang disembunyikan dan berlari merupakan kegiatan yang menyenangkan.
Motorik halus

Di usia 2-4 tahun, kegiatan motorik halus, difokuskan kepada eksplorasi bahan, menempel dan menyusun. Ini adalah kegiat simulasi motorik halus, untuk nantinya digunakan sebagai kemampuan anak menulis, menggambar dan life  skills (mengikat tali sepatu, mengenakan pakaian, makan, dan mengarjakan hal kemandirian lainnya)
Kegiatan ini bisa lohh dijadikan alternatif kegiatan anak kalau sedang hujan di rumah, bahan-bahannya pun bisa diambil langsung dari dapur dan dari meja kerja ayah bunda tentunya. Voila, ini dia..
1.       Koran
2.       Teh
3.       Kopi
4.       Biji jagung
5.       Kertas origami/kertas bekas
6.       Lem fox
7.       Print out huruf, A4 untuk dua huruf warna merah
8.       Print out huruf , A4 untuk dua huruf untuk dijadikan kegiatan motorik halus

Kegiatan pertama
Ajak anak untuk memperhatikan kartu huruf yang kita bawa, ajak mereka mengulangi huruf yang ada pada nama mereka satu per satu. Contoh: S, E, K, A, R.

Kegiatan Kedua
Susun kartu huruf tadi di lantai, ajak anak untuk melompat dari satu huruf ke huruf lain dengan menyebutkannya terlebih dahulu, berikan selalu reward berupa hi-five atau atau kata-kata pujian seperti “bagus, Nak, yuk coba lahgi”, “Benar sekali, ini huruf S”, dsb

Kegiatan ketiga

Siapkan kertas huruf yang tinggal diisi oleh bahan-bahan yang disiapkan tadi, ajak anak berkeskplorasi dengan lem, koran, teh, kopi, biji jagung dan origami. Ajak anak untuk menyobek koran, mengambil lem adan menyebarkannya ke seluruh bagian huruf lalu, anak mulai membuat kolase seuai dengan bahan yang mereka sukai terlebih dahulu



 Terimakasih sudah membaca, dicoba dan share ya...nantikan permainan lainnya, ayah bunda!

Comments

  1. Keren mbak Tina...Bisa saya praktek utk si bungsu. Thank you ya mbak :)

    ReplyDelete
  2. kegiatannya variatif ya Bunda.... ^.^

    ReplyDelete
  3. Mau coba praktek juga ah..makasih sharingnya 😊
    -Tatat

    ReplyDelete
  4. Ih asik, nanti coba ahh~~ 😍
    anaknya usia berapa tahun mba?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Guru PAUD Zaman Now di masa #dirumahaja

Pandemik covid-19 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya pada dunia pendidikan. Kejadian ditetapkannya Indonesia sebagai salah satu negara terdampak covid-19, meresahkan orangtua murid dan orang yang berada di ruang-ruang publik. Betapa tidak, di hari kedua ditetapkannya pandemik Covid-19, orangtua yang mengantarkan siswa-siswi ke sekolah di pagi hari, pada siang hari sebelum pembelajaran berakhir, sudah berdatangan untuk menjemput anak, karena keresahan akan adanya paparan pada virus covid-19. Saat itu, sebagai bagian dari manajemen sekolah PAUD, penulis memiliki tanggungjawab beserta tim pengelola PAUD untuk mengelola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Apa saja kendala yang timbul pada saat perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh di PAUD? Pertama, kesiapan guru sebagai Porte-Parole (baca: juru bicara) saat penyampaian materi pembelajaran dan juga memastikan bahwa anak dapat berkegiatan di rumah dalam keadaan optimal kepada orangtua yang secara tidak l

Trik Mamah Mengelola Stres saat #dirumahaja part #2

“Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu. Kau menari dengan waktu, tanpa ragu yang membelenggu” (Taifun- Barasuara) Sambil nyanyi, sambil mempertanyakan.. The New Normal, apa ya maksudnya? Siap ga siap mesti siap... kadang kita mesti dihadapkan pada hanya dua pilihan, ngikut aturan yang ada, ya atau tidak. Percaya keduanya ada konsekuensi. New normal yang akan segera diberlakukan pemerintah merespon penyebaran covid-19 dan juga jeritan kebutuhan mamak-mamak nyiapin kebutuhan keluarga dan manage keuangan semasa covid, dua bulan lebih yang lalu.. lumayan ya menguras tabungan, dan membuat beberapa rencana, termasuk penyusunan skripsi dan rencana lulus semester ini, agak samar-samar. Acceptance, menerima keadaan dan adapt, neradaptasi dengan new normal adalah posisi tawar termasuk akal saat ini. Well, ini dia titipan beberapa trik yang akan tinaafandi sampaikan dijudu kedua masih dengan trik mengelola stres, baik masih berkerja dirumah aja, atau nantinya dikombinannsikan bekerja d

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, angk