Skip to main content

Zero Mistake

Zero Mistakes –

Kelakar secuil pengalaman menjadi editor buku teks pembelajaran Bahasa Prancis di Penerbit Grafindo Media Pratama

Mimpi.
Saat itu, saya didaulat menjadi editor buku teks bahasa untuk SMA. Penilai buku tersebut berpesan “Zero Mistake” ya! Berat, hasil belajar saya selama 4,5 tahun dipertaruhkan dengan dua kata saja.

Wah, ternyata ilmu-ilmu yang saya dapat selama ini belum cukup untuk mengejawantahkan satu instruksi “Zero Mistake”, dalam hal ini membuat buku teks pembalajaran bahasa asing yang akan digunakan oleh siswa SMA adalah tantangan sekaligus, ujian tambahan saya sebagai sarjana pendidikan bahasa asing.

Okay, kita mulai dari prinsip pembelajaran bahasa asing terlebih dahulu dengan, pendekatan yang dipakai saat itu, 2010 adalah kompetensi komunikasi. Dimana pembelajaran bahasa diberikan agar siswa dapat berkomunikasi dengan bahasa asing tersebut. Okay, kita mulai pada tema-tema keseharian yang dekat dengan siswa SMA yang berumur sekitar 15-18 tahunan.


Saya mulai mencari referensi kesuakaan mereka, hobi, musik, film, dan tentu saja motivasi apa yang mereka punya ketika mempelajari bahasa asing.

Buku teks untuk diedit tersebut memang sudah berbentuk dummy, hanya dalam proses peng-editannya mesti menggunakan pendekatan kompetensi komunikasi yang diterjemahkan kedalam beberapa aspek bahasa.

Aspek kompetensi berbahasa : menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam aktivitas-aktivitasnya mesti terdapat unsur linguistik seperti leksikal, sintaksis, fonologi dan semantik. Belum lagi elemen penting seperti budaya, sejarah, ekonomi, sosial, pariwisata, pendidikan dan teknologi turut andil memberikan warna tersendiri dalam penyusunan buku teks bahasa asing untuk siswa SMA.

Selain yang telah saya sebutkan di atas, juga kualitas CD rekaman audionya pun mesti memiliki kualitas pengisi suara dan pembuatan  yang mumpuni.

Kita berusaha mengahadirkan sumber belajar guru yang akan menggunakan buku tersebut di kelas. Kemudian pertimbangan lainnya adalah kurikulum dari pemerintah menjadi tolak ukur pembuatan buku teks.

Cukup rumit?

Ya.

Menantang?

Ya.

Bagaimana akhirnya? Selesai, namun tetap tidak bisa memenuhi instruksi “ Zero Mistake” dan terbit namun terkendala kontrak kerja dengan penerbit. Ya, cukup sekian dan terimakasih..

😅😅😅

Comments

Popular posts from this blog

Bandung Readers Festival ada lagi.... Yes

Selama sepekan di bulan Desember 2022.. akhirnya yang tinaafandi tunggu, hadir kembali, meskipun dengan format yang sedikit berbeda ya.. yes Bandung Readers Festival berkolaborasi dengan patjamerah. Awalnya kami kepoin dulu nih medsosnya pajtarmerah dan tentunya Bandung Readers Festival, yang sempat kami ikuti sebelum pandemi, tentunya.. Kami mengunjungi kegiatan ini di dua hari terkahir yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 10-11 Desember 2022, berlangsung di Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit Bandung. Setelah rehat selama pandemi dan di acara terakhir kami (baca suami dan saya) mengikuti Bandung Readers festival, membahas seputar blog.. tentunya dinamika nge blog ala Bandung Readers festival .. buat tinaafandi seorang language enthusiast, hal hal yang berbau literasi, buku, dan turunan-turunannya Sangat ditunggu yaa.. Satu kata untuk kegiatan tahun ini, senang. Karena akhirnya tinaafandi bisa ketemu sama penulis dan ilustrator, Puty Puar  cek aja yaaa diblog pribadinya. Nah, i...

Parenting: Early Literacy for Kids (2)

Menulis nama Setelah postingan minggu lalu tentang literasi untuk anak . Sekarang kita kerucutkan lagi ke teknis cara berlatih menulis nama. Tulisan ini,  jawaban untuk salah satu orang tua murid yang berkonsultasi dengan saya, sebagai guru dan psikolog anak ketika Parents Teacher Meeting ( PTM ). Kasusnya, saya mengajar di level Pre-school/Nursery atau 3-4 tahun. Persiapan menuju K-1. Ibu siswa saya menanyakan apakah anaknya dapat mengikuti kelas, bagaimana di kelas, dan pertanyaan lainnya. Hingga pertanyaan tentang Time Out dan menulis nama. Mom: Miss, kok  anak saya belom bisa nulis namanya sendiri ya? Saya: Begini mom, untuk ******, memang masih menebalkan huruf saja, kami, saya dan asisten saya, selalu mengajak ****** untuk melatih menebalkan hhuruf dan mengenalkan huruf. Mom: Iya Miss, saya juga di rumah nyiapin namanya di- print, banyak, tapi kok dia ga mau ya? Psikolog: Bagaimana mommy membuat tulisannya? Seberapa besar? Mom: saya print selembar ...

Ibu-Ibu Mode On

Menjadi ibu-ibu adalah pekerjaan paling mulia. Ga cukup ucapan selamat hari ibu dan happy mother's day. Kami tahu bagaimana cara merayakan ke-ibu-an kami. :) Setiap hari kami menjalani kehidupan tulus sebagai wanita yang bermanfaat untuk sesama. Sesama manusia. Sesama yang berperut lapar. Menjadi ibu-ibu adalah memasak. Main masak-masakan ketika kita masih kecil adalah modal dapatkah kita bertahan dengan tuntutan perut lapar suami dan anak, saat ini. Menu yang gitu gitu aja buat mereka ya.. mau gimana lagi, kalo ga dimakan laper, dimakan ya kenyang. hahaha.. Bottom line, saya mencoba bereksperimen di dapur. Beli buku resep untuk 30 hari, resep masakan rumahan biasa, tapi ditambahkan ide baru. hihihi.. Saya adalah fans berat pasta. Selain nasi, kita bisa dapet sumber karbohidat yang lain kok. - Kentang - Pasta Tapi dengan pasta, ada keterikatan historis tersendiri. Pasta itu, enak diapain aja. Sederhana. Ok, jadi satu hari, saya bereksperimen  dengan makaroni. ...