Bye 2nd trimester! Bye hari-hari nyaman, makan enak, gerak leluasa dan tidur nyenyak! Selamat datang diet baby bump, masa-masa kebangun malem karena baby mulai tendang sana tendang sini dan check list persiapan lahiran...
Super excited!
Kehamilan kedua ini, alhamdulillah bisa dijalani dengan nyaman. Keluarga, pengasuh si sulung, rekan kerja sangat menunjang. Kehamilan kedua ini. Suami juga, selalu menyempatkan mengantar cek USG dan ke bidan. Kehamilan kedua yang memasuki minggu ke 28 ini, berbarengan dengan tahun ajaran baru, jadi sebelum cuti saya masih bisa mengajar setengah semester... masih bisa beraktivitas. Banyak PRnya, mudah-mudahan selesai sebelum si jabang bayi lahir.
Kehamilan selalu dibarengi beberapa kekhawatiran, normal sih, tapi jangan berlebihan.. sekedar share, yuk simak beberapa kekhawatiran saya di kehamilan kedua ini.
Perkembangan janin
Saya dan Suami rajin banget nengok si jabang bayi, pasti sepaket berangkat sama kakaknya, celoteh si sulung "oh, nanti ada dedenya di TV yang besar sekali" (baca: layar USG). Sempat khawatir, HPL dari bidan kok beda sama dokter ya.. hitungan kami sih, baru 26w dan hpl-nya minggu ketiga September, tapi dokter bilang udah 28w dan hpl-nya maju awal September. Jadi perawat menerangkan karena USG diukur dari berat badan bayi, Jadi kadang beda dengan perkiraan bidan. FYI, sekarang si baby udah mencapai 2kg. PRnya jaga makanan dan pola makannya.
Mengendarai motor ke tempat kerja
Ada kejadian yang tak terduga, saat pentas seni sekolah di teater tertutup dago tea house, saya bermaksud wudlu di mushalanya, entah jarang dipakai dan dibersihkan, saat itu saya terpeleset dan jatuh duduk di lantai. Sesaat saya kaget dan sempat tidak merasakan gerakan si baby. Kemudian teman saya mememapah untuk masuk ke mushala dan berbaring. Langsung saja saya menghubungi suami untuk jemput. Ketika sampai di rumah, kami langsung ke bidan cek si baby. Alhamdulillah ga apa-apa. Hanya tulang ekor saya sakit sampai beberapa minggu, mamah menyarankan untuk dipijat, saya yang takut. Pakai balsem pereda sakit otot aja deh, jadinya.
Sejak saat itu dan memang sudah janji, Saya berhenti bawa motor, pakai kendaraan umum dan diusahakan untuk berjalan setiap hari. PRnya, gimana supaya tetap olahraga saat hamil.. Saya sih sukanya berenang atau jalan kaki aja
Puasa atau ga ya tahun ini?
Kekhawatiran pun melanda kembali. Saya berusaha mencari referensi baik buruk puasa saat hamil. Menurut pak Aam (ustad fav) boleh kok tidak Puasa diganti fidyah saja, karena ibu hamil dan menyusui tidak sakit, dan Allah memberikan keringanan. Beberapa orang mungkin beranggapan, mampu untuk berpuasa. Saya pun mencoba, tapi saya lihat lagi, apakah saya bisa memenuhi hak si baby untuk mendapatkan nmakanan? Saya khawatir dan memutuskan izin tidak Puasa tahun ini. PRnya, ibadah itu Allah dan kita saja yang tau, semoga Saya diberi umur panjang. Ketika anak besar nanti banyak waktu untuk mengganti ketertinggalan Saya sekarang. Amin.
Antrian panjang persiapan lahiran
Mulai cek lagi baju bayi, selimut, gendongan, kursi craddle, kasur yang lebih luas, tambahan lemari baju, kamar baru untuk si sulung, blender untuk membuat makanan bayi, dot dan masih banyak lagi perintilan lainnya. Prinsip ekonomi berlaku, Ketika kami tahu anak pertama perempuan, kami tidak mem-pink-kan segala sesuatunya, jaga-jaga kalau anak kedua lahir laki-laki, warna netral lebih ekonomis. PRnya, biaya melahirkan dan pasca melahirkan. Plus kesiapan mental saat lahiran. Hosh!!!
Cowo/cewe?
Ceritanya Saya dan Suami berencana ingin program anak laki-laki pakai sistem pilih bulan sesuai umur saya. Saya sudah tandai, kapan saya harus buka KB. Sebulan setelah buka KB, Suami beramgkat keluar kota selama 6 bulan. Alhasil, rencana pertama, gagal. Setelah suami pulang dan bekerja di Bandung lagi, kami melanjutkan rencana semula, tapi beberapa bulan setelah suami pulang, kemungkinan untuk bayi perempuan. Yah.. sudahlah, semua diserahkan lagi kepada sang pemberi rezeki. Cowo atau cewe, Yang penting sehat.
Jarak kelahiran penentu keamanan financial
Agak beyond imagination sihh... tapi coba bayangkan ketika si sulung masuk SMA dan si dede masuk SMP pada saat bersamaan karena jarak lahir hanya 3 tahun, Agak berat ya, Dan ini akan terlulang ketika si sulung masuk kuliah. Jadi 4 tahun itu jarak yang ideal dan ekonomis. PRnya, nabung dan investasi dari sekarang, supaya nanti ga nyesel, harapan sih anak sekolah lebih tinggi dari bapak dan emaknya. Amin.
Wow, curhatan saya kali ini, panjang ya.. semoga bemanfaat..
80 days to go
Comments
Post a Comment