Skip to main content

Preggo Land

Hitung mundur lahiran debay kedua

Persiapan lahiran
Meskipun lahiran kali ini lahiran anak kedua, deg-degannya sih sama aja kaya anak pertama, mood swing nya juga sama, ketika sendiri, tiba-tiba nangis, ngerasa ga akan sanggup melahirkan dan gagal. Semakin banyak referensi cerita dan tips melahirkan tanpa rasa sakit tidak menjadi jaminan hati ini tenang. Ada salah satu klinik di Cimahi yang menyediakan layanan melahirkan tanpa rasa sakit yang harganya sekitar 6 jutaan, singkatnya si ibu dikondisikan untuk tidak mengalami rasa sakit saat melahirkan bayinya, kata tetangga saya yang saudaranya lahiran di tempat itu dengan metode tanpa rasa sakit, sampai-sampai si ibu bisa sambil ngobrol, haha hihi..
Kehamilan kedua ini, alhamdulillah, janin dan saya sehat, normal dan posisi debay udah bagus, tekanan darah normal. Bu bidan tempat kami selalu kontrol juga layanannnya cukup memuaskan. Sebenarnya ketika proses lahiran, yang saya cari bukan tidak merasakan sakit (sakit ya memang bagian dari prosesnya) tapi saya ingin terhubung dengan janin saya, merasakan proses ia meninggalkan rahim yang selama ini sudah dia tinggali selama 9 bulan lebih dan bersiap bertemu dengan keluarganya..
Singkat kata, saya ingin menyambut debay dengan perhatian dan perjuangan.

Braxton Hicks
Di minggu ke 37 kehamilan, saya merasakan kontraksi palsu yang dikenal dengan nama Braxton Hicks, huhu...
Penyebab tunggalnya adalah makanan pedas. Saya suka banget makan makanan pedas, akibatnya perut ini terasa kram, menegang tapi tidak ada ciri-ciri kontraksi yang membuat bagian belakang rahim panas dan selangkangan panas, juga intensitasnya yang hanya sebentar dan tidak beraturan. Tetap saja saya khawatir, alhasil saya cek ke bidan, kata bu bidan, ga apa-apa bu, belum ada pembukaan kok, boleh pulang. Huhu.. nanti kalau sudah mules-mules terus dalam jangka waktu lima menit sekali, baru ke sini lagi.
Oke bu bidan.

Serah terima kerjaan
Saya senang dengan pekerjaan saya sekarang. Saya harus bertanggung jawab dengan apa yang saya kerjakan, termasuk mengajar. Rencanannya tiga bulan cuti nanti saya ingin fokus ke anak-anak di rumah. Urusan kerjaan, inginnya di selesaikan di tempat kerja dan sebelum cuti hamil diambil.

Mental, nomor satu
Pengalaman lahiran anak pertama, semuanya bergantung kepada kita, si ibu. Bu bidan mengingatkan untuk tidak buang-buang energi dengan jerit-jerit, cakar-cakar dan sebagainya. Memang mental saat melahirkan sangat dibutuhkan. Saat lahiran ini mental kita diuji. Sanggupkah kita menghadapinya?
Suami sebagai partner kita, berperan sangat penting, dia yang ada disamping kita selama proses lahiran berlangsung, percaya deh, dia juga sama, harus siap mental dengan melihat kondisi istrinya berjuang melahirkan. Bu bidan dan asistennya yang ramah sangat membantu saya saat itu, sedikit humor, kata-kata motivasi dan arahan yang jelas, membuat saya siap dan dapat melalui proses persalinan dengan selamat.
Semoga kami bisa bersinergi nanti, di lahiran dedek bayik kedua.

Minta maaf sama mamah sama mamah mertua
Aduh, anak pertama membuat saya menangis dan merasa belum bisa menjadi anak yang solehah buat mamah saya. Saya membayangkan dulu, ketika mamah melewati proses lahiran saya bagaimana, setelah itu masa-masa saya diasuh, disusui, dibesarkan dan dididik mamah pasti berjuang membagi waktunya untuk suami dan anak-anaknya. Saya yakin setiap persalinan yang selamat, bayi sehat ada doa mamah dan mamah mertua. Huhu.. nangis deh.

Deal-deal-an sama pengasuh
Ini nih yang paling penting bahkan jauh sebelum saya buka KB, saya udah ngobrol sama yang ngasuh, gimana nanti kalo saya ingin punya anak lagi, apakah si pengasuh berkenan mengasuh anak saya kelak. Jawaban ya adalah salah satu tiket penting buat saya, sebagai ibu bekerja, karena pengasuh itu adalah partner kedua saya dalam membesarkan si debay kelak...

Kehamilan saya memasuki minggu ke-38. Dag Dig Dug nih, nunggu debay siap meluncur..

Doakan saya pemirsa!

Comments

Popular posts from this blog

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, ...

Parenting: Early Literacy for Kids (2)

Menulis nama Setelah postingan minggu lalu tentang literasi untuk anak . Sekarang kita kerucutkan lagi ke teknis cara berlatih menulis nama. Tulisan ini,  jawaban untuk salah satu orang tua murid yang berkonsultasi dengan saya, sebagai guru dan psikolog anak ketika Parents Teacher Meeting ( PTM ). Kasusnya, saya mengajar di level Pre-school/Nursery atau 3-4 tahun. Persiapan menuju K-1. Ibu siswa saya menanyakan apakah anaknya dapat mengikuti kelas, bagaimana di kelas, dan pertanyaan lainnya. Hingga pertanyaan tentang Time Out dan menulis nama. Mom: Miss, kok  anak saya belom bisa nulis namanya sendiri ya? Saya: Begini mom, untuk ******, memang masih menebalkan huruf saja, kami, saya dan asisten saya, selalu mengajak ****** untuk melatih menebalkan hhuruf dan mengenalkan huruf. Mom: Iya Miss, saya juga di rumah nyiapin namanya di- print, banyak, tapi kok dia ga mau ya? Psikolog: Bagaimana mommy membuat tulisannya? Seberapa besar? Mom: saya print selembar ...

Bandung Readers Festival ada lagi.... Yes

Selama sepekan di bulan Desember 2022.. akhirnya yang tinaafandi tunggu, hadir kembali, meskipun dengan format yang sedikit berbeda ya.. yes Bandung Readers Festival berkolaborasi dengan patjamerah. Awalnya kami kepoin dulu nih medsosnya pajtarmerah dan tentunya Bandung Readers Festival, yang sempat kami ikuti sebelum pandemi, tentunya.. Kami mengunjungi kegiatan ini di dua hari terkahir yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 10-11 Desember 2022, berlangsung di Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit Bandung. Setelah rehat selama pandemi dan di acara terakhir kami (baca suami dan saya) mengikuti Bandung Readers festival, membahas seputar blog.. tentunya dinamika nge blog ala Bandung Readers festival .. buat tinaafandi seorang language enthusiast, hal hal yang berbau literasi, buku, dan turunan-turunannya Sangat ditunggu yaa.. Satu kata untuk kegiatan tahun ini, senang. Karena akhirnya tinaafandi bisa ketemu sama penulis dan ilustrator, Puty Puar  cek aja yaaa diblog pribadinya. Nah, i...