Skip to main content

How to be a mum and a teacher day by day?



Gimana coba...

Sebagai seorang mum.. teacher-mum... Mahasiswi-teacher-mum.. istri-mahasiswi-teacher-mum..

Setiap harinya ada saja hal baru yang saya pelajari dari rutinitas, tuntutan sebagai seorang istri, ibu, guru dan mahasiswa. Entah itu kesepakatan-kesepakatan dengan suami, anak, mertua, sekolah, murid, ortu murid, temen kuliah, dosen dan kampus.
Segalanya menjadi semakin kompleks.. tapi mesti dijalani dengan se-sadar-sadarnya... Huhuhu..  boleh cek ricek, artikel mengapa saya dulu memutuskan kuliah lagi.. Dan bagaimana cara membagi waktunya..


Oke.. setelah percakapan cantik dengan teman sejawat, ibu guru juga.. terpantiklah satu pertanyaan..

"Miss gimana sih cara ngatur
waktu di rumah... Duhh cucian seabreg abreg dong... Belom kerjaan sekolah.."

Ngerasain banget.. beraaattt di awal-awal adaptasi.. tapi, dengan bangga, tinaafandi bisa share ala ala.. ngatur  waktu dalam sehari.. bisa selesai tuuuhh semua kerjaan..
Ku mulai dari list harian nih, apa saja dalam satu minggu itu, yang mesti Kita selesaikan. Prioritas wajib diidentifikasi.. karena supaya kita bisa lebih fokus, ke hal-hal penting yang membutuhkan penyelesaian secepatnya.. apa bisa nyambil di saat kita mengerjakan kegiatan lain.

Some says.. perempuan bisa kerja multitasking..

Saya setuju-setuju aja sih... Hihihi.. mengapa.. sebagai emak-emak yang kerjaan rumahnya dikerjakan sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga wes pasti.. mesti bisa multifungsi yess...

Kita bagi kerjaan dulu nih moms..
1. Kerjaan sekolah : rapotan yang paling repot.. penilaian.. rencana pembelajaran.. pembuatan media pembelajaran ..
2. Kerjaan rumah: nyuci, ngepel, nyetrika, masak, cuci piring dan ngurus suami Dan anak-anak.
3. Kerjaan kampus : tugas-tugas dan baca-baca dikit.
4. Kerjaan pasangan: antar anak sekolah, undangan, ketemuan temen, me time, us time, family time..


Duuhh.. alhamdulillah.. ya moms.. pasangan soleh itu rezeki.. support system lancar itu juga rezeki.. 

Jadi. kapan nih mengerjakan??


Kesepakatan saya dengan diri sendiri adalah.. kerjaan sekolah selesaikan di sekolah, kerjaan rumah selesaikan di rumah, kerjaan kampus selesaikan dini hari dan kerjaan bareng pasangan (bagi tugas.. antar anak sekolah dan bantu kerjaan rumah) fleksible sesuai dengan kebutuhan.

Nah, apakah selalu on track? Nope. Rencana mah boleh se sempurna mungkin.. tapi ga selalu berjalan mulus. Mengapa? Setiap orang bisa aja lagi rajin, atau lagi males.

Tips ala ala tinaafandi biar beres semua kerjaan

1. Komunikasi
Kadang kita mesti obrolkan work load Kita.. sanggup selesaikan apa enggak, butuh bantuan apa enggak.. karena kerja bareng lebih ringan dibanding kerja sendiri.. khaaaann?

2. Apresiasi
Iya dong. Self talk sering tinaafandi lakukan untuk memotivasi diri sendiri.. selain itu juga pandangan dan arahan pasangan juga bisa jadi sudut pandang berharga dalam setiap langkah kita. Saling mengapresiasi capaian hidup antar pasangan, bisa berpengaruh positif looohh

3. Tinggalkan sementara
Ga ada hal yang paling menyebalkan lebih dari keterpaksaan. Beban. Unhappy. Males. Ngerasa ga berharga..
Kalau udah gitu. Tinggalkan dulu saja. Lanjut lagi setelah berdamai dengan diri sendiri.

Huhuhu.. motivasi membangun keluarga mesti disadari setiap perempuan yang memutuskan untuk berumahtangga, apalagi dengan masih tetap bekerja dan menuntut Ilmu kembali.
Sedikit mengingat kembali masa-masa galau mutusin udah bosen pacaran, kira-kira seperti ini..

It was rather a choice than a must. Why? Because, since I had no family yet, back in 2009. I wrote this in my memoir..
"Untuk keluarga kecilku kelak.."
Having a family was a wish and a dream I did with plans.. why? I wanted to raise my child under my control. It was not possessive kinda thing.. It was a decision came along with responsibilities..
Yup. Being a mom and a teacher at a time was quite challenging yet good point, I have ever made.
Got married in my 25 year old and giving birth to a little daughter such a dream come true. For me back then. And giving birth to the second born, another baby, a son, was completing my role in life.
My dad told me. He was not in plan and he was about to accompany his friend, asking my mom out. But, my dad felt something and he decided to ask my mum to marry him and have a little family.
Well, yes, life is not that simple. Mum, once, ask my dad to end their knot. Because of something. Luckily, they not separated.
'till death do them part.
Almost 3 years after my dad gone. My mum now, stay with us, me and my sister.
Why I talk about family after breaking down how to be a mum and a teacher day by day. Because, our family shapes us to be us now. To inspire us to do things.. to plan and to work it out. To not give up.
365 days a year. 12 months a year. 4 weeks a month. 7 days a week and 24 hours a day. We know we can do it.
Motherhood is tough. Being a mum is toughter.
Day by day.. mum will survive..
We know the way.
There is no perfect mum.. but we can be a good one. Just be a good one, mum..
Regards..
Tinaafandi

Comments

Popular posts from this blog

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, ...

Parenting: Early Literacy for Kids (2)

Menulis nama Setelah postingan minggu lalu tentang literasi untuk anak . Sekarang kita kerucutkan lagi ke teknis cara berlatih menulis nama. Tulisan ini,  jawaban untuk salah satu orang tua murid yang berkonsultasi dengan saya, sebagai guru dan psikolog anak ketika Parents Teacher Meeting ( PTM ). Kasusnya, saya mengajar di level Pre-school/Nursery atau 3-4 tahun. Persiapan menuju K-1. Ibu siswa saya menanyakan apakah anaknya dapat mengikuti kelas, bagaimana di kelas, dan pertanyaan lainnya. Hingga pertanyaan tentang Time Out dan menulis nama. Mom: Miss, kok  anak saya belom bisa nulis namanya sendiri ya? Saya: Begini mom, untuk ******, memang masih menebalkan huruf saja, kami, saya dan asisten saya, selalu mengajak ****** untuk melatih menebalkan hhuruf dan mengenalkan huruf. Mom: Iya Miss, saya juga di rumah nyiapin namanya di- print, banyak, tapi kok dia ga mau ya? Psikolog: Bagaimana mommy membuat tulisannya? Seberapa besar? Mom: saya print selembar ...

Bandung Readers Festival ada lagi.... Yes

Selama sepekan di bulan Desember 2022.. akhirnya yang tinaafandi tunggu, hadir kembali, meskipun dengan format yang sedikit berbeda ya.. yes Bandung Readers Festival berkolaborasi dengan patjamerah. Awalnya kami kepoin dulu nih medsosnya pajtarmerah dan tentunya Bandung Readers Festival, yang sempat kami ikuti sebelum pandemi, tentunya.. Kami mengunjungi kegiatan ini di dua hari terkahir yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 10-11 Desember 2022, berlangsung di Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit Bandung. Setelah rehat selama pandemi dan di acara terakhir kami (baca suami dan saya) mengikuti Bandung Readers festival, membahas seputar blog.. tentunya dinamika nge blog ala Bandung Readers festival .. buat tinaafandi seorang language enthusiast, hal hal yang berbau literasi, buku, dan turunan-turunannya Sangat ditunggu yaa.. Satu kata untuk kegiatan tahun ini, senang. Karena akhirnya tinaafandi bisa ketemu sama penulis dan ilustrator, Puty Puar  cek aja yaaa diblog pribadinya. Nah, i...