Skip to main content

Tour de Jogja a la Tinaafandi




Liburan kali ini sepertinya adalah liburan yang paling ditunggu dari dua bulan lalu.
Sedikit perayaan akan keberhasilan menuntaskan program selama satu semester di sekolah. Ini berdampak baik pada kinerja selama sisa semester depan di tahun ajaran 2019-2020.

Kenapa liburan penting? Ketika kita mulai lelah dengan rutinitas sehari-hari. Sepatutnyalah kita seimbangkan dengan liburan singkat bersama team dalam satu lembaga.

Cukup curhatan latar belakang adanya kesempatan klai ketiga tinaafandi berlibur ke Jogja. Setiap tahun keberangkatan memiliki kesan yang berbeda-beda. Dari mulai liburan Jogja Desember 2015, sebagai guru baru di sekolah, Desember 2018 sebagai pengelola sekolah dan Desember 2019, masih sama.. pengelola sekolah juga. Ketiganya memiliki cerita yang berbeda dan menarik.

Well, cukup cerita tentang kenangan lampau. Tinaafandi mencoba membuat kenangan terbaru di tahun ini, 3 hari lalu. 

Selasa, 17 Desember 2019
Keberangkatan kereta malam.. sampai pagi di Jogja. Kami langsung menuju ke kawasan lava tour Merapi. Di sana, tetap dengan suguhan tour ke museum "sisa hartaku", melewati jalan-jalan off road dengan 4x4 dengan cipratan air disana sini. Tentunya adalah pengalaman lain dari biasanya yang tinaafandi rasakan. Bedanya kali ini komunitas yang membawa kita tour adalah anak-anak muda. Mereka lebih atraktif, adaptif dan pecicilan.. membuat tour menjadi sangat rileks.
Lava Merapi Tour 


Kemudian, ingat, kami adalah sekumpulan guru dan staf sebuah sekolah dengan jumlah 33 orang dan mayoritas perempuan usia beragam dari 20-an, 30-an dan sampai paling berumur, dengan usia pensiun di tahun depan. Tapi percayalah.. satu hal yang dapat mempersatukan kami.. apa itu?

Makanan. Belanja. Jalan-jalan.

Sepakat?

Setelah lava tour kami diajak ber-selfie ria di kawasan khusus jalan-jalan dan foto-foto, "the lost world castle" di sini ada banyak spot-spot foto yang menarik untuk dijadikan latar foto bersama ataupun sendiri. Nah, malam harinya kami makan malam sebelum check in hotel.

The lost world castle

Sudah selesai kah hari pertama ini? Belum, tentu saja. Kami berjalan seputar jalan Malioboro untuk mencicipi angkringan dan kopi Joss, yang gimana pun itu, tetap ku ragu meminumnya.. arangnya itu looohh..

Kami tutup hari pertama beristirahat untuk petualangan esok hari.

Rabu, 18 Desember 2019
Pagi, setelah sarapan, kami sudah siap dengan perlengkapan berenang dan baju ganti. Karena kami akan snorkeling ke pantai Nglambor. Beberapa peserta tidak ikut, alasan, takut air, sakit dan memang ingin meng-eksplor pantai dengan jepretan-jepretan ciamik fotografer setempat. Well, hasilnya memang memuaskan. Snorkeling pun dimulai. Kami memilih ukuran sepatu khusus untuk berjalan di karang-karang di pantai Nglambor. Selain itu kami disediakan juga kacamata dan alat pernafasan.

Snorkeling di pantai nglambor


Setibanya di pantai. Kami diajak untuk membuat lingakaran dan mencoba peralatan yang telah dipilih. Awalnya tidak mudah, kemudian, setelah dicoba lagi, ternyata menyenangkan yaa.. melihat ikan di bawah laut langsung. Real time.. ini pengalaman yang belum pernah tinaafandi rasakan sebelumnya.

Sore hari kami menuju ke "heha the sky view" yes.. kadang kita harus merasakan berada di posisi yang belum pernah kita coba sebelumnya.. perspektif yang berbeda memberikan sudut pandang berbeda yang lebih luas. Kami tiba di lantai 3 heha resto.. pemandangan ke bawah ke kota Jogja sangat menawan. Berfoto ria lah kami kembali.

He Ha Sky View


Sorenya makan malam dan kembali ke hotel.

Kamis, 19 Desember 2019
Saatnya check out, di hari terakhir ini ada slot waktu free time di siang hari setelah berbelanja oleh-oleh, sekitar 3-4jam. Tinaafandi ingat seorang teman menyarankan untuk mengunjungi satu tempat Hits.. tahun lalu.. well sekarang sih udah ga terlalu sepertinya.. tapi, mumpung di Jogja.. ya tidak ada salahnya di coba.

Candi Prambanan

Si Thole, bis kecil dari parkiran menuju candi Prambanan, tiket PP Rp. 10.000 aja


1. Tempo Gelato
Tinaafandi mencoba small cup rasa coconut dan pistachio. Rasanya sih.. sama seperti gelato lainnya, tempatnya lumayan lucu. Sayang tinaafandi tidak bisa menikmati lebih jauh.. jadi memutuskan untuk mengunjungi satu toko buku kecil di Jogja


Tempo gelato Kaliurang

2. Indie Book Corner
Setelah sebelumnya, tinaafandi mem-follow di akun IGnya dan melihat ada "toko buku budi" namanya, menjual beberap buku terbitan indie Book Corner dan juga ada beberapa judul, seperti filsafat, sastra, seni, fiksi dan non fiksi. Memang hanya sebentar. Tapi, kegemaran menemuka toko buku kecil itu adalah kegemaran tinaafandi semenjak kuliah.. di Bandung, kisaran tahun 2005, saat tinaafandi menginjak semester perdana di kampus tercinta, UPI, Pendidikan Bahasa Prancis, banyak toko buku-toko buku kecil bermunculan, ada tobucil (toko buku kecil), rumah buku yang sekarang berganti menjadi kineruku di daerah hegarmanah, ultimus daerah kebon kalapa Bandung, reading light (sudah tidak ada) dan beberapa toko buku lainnya yang dulu sempat sangat tinaafandi gemari untuk dikunjungi.

Membaca buku dengan cara persewaan dan atau sekadar cuci mata skimming judul-judul buku adalah cara terekonomis, tinaafandi mendapatkan pasokan ilmu. Dulu. Sekarang sih internet sudah semakin mempermudah itu.

Permasalahannya, toko buku itu, menurut tinaafandi memiliki romansa tersendiri.

Voila, ini beberapa foto-fotonya!

Toko buku budi, sebelah penerbit indie Book corner

Buku tentang resensi buku (iyaa..) dan small cup gelato rasa coconut dan pistachio (Rp 25.000)


Di hari terakhir ini kami menuju Bandung dengan kereta malam. Ya.. saat menunggu kereta sampai. Beberapa peserta tur membersihkan diri dan saya menyenderdi kursi tunggu dan mulai mengetik menceritakan tour de jogja kali ini.

Carpe diem-seize the day
Karena kesempatan mungkin tak akan datang dua kali.. selagi di jogja maksimalkan waktu dan lakukan hal-hal yang membuat kita bahagia.

Untuk menjaga kewarasan kita menghadapi kenyataan esok, kita akan bekerja, berkarya kembali.

🙂

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, angk

Guru PAUD Zaman Now di masa #dirumahaja

Pandemik covid-19 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya pada dunia pendidikan. Kejadian ditetapkannya Indonesia sebagai salah satu negara terdampak covid-19, meresahkan orangtua murid dan orang yang berada di ruang-ruang publik. Betapa tidak, di hari kedua ditetapkannya pandemik Covid-19, orangtua yang mengantarkan siswa-siswi ke sekolah di pagi hari, pada siang hari sebelum pembelajaran berakhir, sudah berdatangan untuk menjemput anak, karena keresahan akan adanya paparan pada virus covid-19. Saat itu, sebagai bagian dari manajemen sekolah PAUD, penulis memiliki tanggungjawab beserta tim pengelola PAUD untuk mengelola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Apa saja kendala yang timbul pada saat perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh di PAUD? Pertama, kesiapan guru sebagai Porte-Parole (baca: juru bicara) saat penyampaian materi pembelajaran dan juga memastikan bahwa anak dapat berkegiatan di rumah dalam keadaan optimal kepada orangtua yang secara tidak l

Trik Mamah Mengelola Stres saat #dirumahaja part #2

“Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu. Kau menari dengan waktu, tanpa ragu yang membelenggu” (Taifun- Barasuara) Sambil nyanyi, sambil mempertanyakan.. The New Normal, apa ya maksudnya? Siap ga siap mesti siap... kadang kita mesti dihadapkan pada hanya dua pilihan, ngikut aturan yang ada, ya atau tidak. Percaya keduanya ada konsekuensi. New normal yang akan segera diberlakukan pemerintah merespon penyebaran covid-19 dan juga jeritan kebutuhan mamak-mamak nyiapin kebutuhan keluarga dan manage keuangan semasa covid, dua bulan lebih yang lalu.. lumayan ya menguras tabungan, dan membuat beberapa rencana, termasuk penyusunan skripsi dan rencana lulus semester ini, agak samar-samar. Acceptance, menerima keadaan dan adapt, neradaptasi dengan new normal adalah posisi tawar termasuk akal saat ini. Well, ini dia titipan beberapa trik yang akan tinaafandi sampaikan dijudu kedua masih dengan trik mengelola stres, baik masih berkerja dirumah aja, atau nantinya dikombinannsikan bekerja d