Skip to main content

Tips 'n Trik Pengasuhan Anak Belajar #dirumahaja ala dr Zule (RuMah Parenting)

Himbauan Pemerintah untuk Work From Home (WFH) dan anak-anak untuk belajar di rumah aja melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19 telah me-rumah-kan orangtua dan anak. Di minggu ke-tujuh pemberlakuannya, orangtua dan anak sedang dan harus beradaptasi dengan rutinitas baru ini.

Stres bisa jadi muncul. Anak ga happy? Apalagi.. Sangat mungkin terjadi hal-hal yang setiap orangtua kadang tak sanggup hadapi. Pekerjaan kantor yang harus selesai dan juga tugas sekolah anak adalah salah satu tantangan yang tak terelakkan.


Gimana dong?


Pengasuhan dan mendidik anak adalah tanggung jawab orangtua. Walau saat tidak adanya pandemi ini, orangtua bekerja selalu bisa memfasilitasi diri dengan support system, seperti asisten rumah tangga, pengasuh anak, penitipan anak, dan atau bentuk suport system lainnya. Namun, semasa #dirumahaja ini setiap beberapa orangtua praktis kehilangan support system ini.


Oke. Tetap bernafas dan setting positive Vibes selalu ya.. terutama mamah dan papah mesti deal-deal-an pembagian waktu/time management. Kapan pekerjaan kantor mamah berakhir? Lalu bergiliran papah mengerjakan pekerjaan kantornya. Tapi, bagaimana dengan Belajar #dirumahaja anak-anak?


Dari keresahan itu, lahirlah seminar parenting online pertama yang tinaafandi ikuti. Wah.. ini sih judul yang sangat dinantikan yaa. Sebagai peserta seminar parenting yang sedang resah gelisah. Terjawablah sudah semuannya..

Pemateri bernama lengkap dr. Zulaehah Hidayati, MMRS, SHT, lahir di Bandung, 27 Februari 1979. Beliau menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran UNPAD 1997 ā€“ 2005 dan MagisterManajemen Rumah Sakit Universitas Pasundan, selain sebagai PNS di Salah satu Rumahsakit di Bandung, beliau juga adalah Owner dan Komisaris Mamazy Mitoha Brightfood (yoghurt dan aneka frozen food) dan telah menulis beberapa buku diantaranya "Smart Parenting Mendidik Anak Berkarakter Unggul" (sebelumnya berjudul Miracles At Home / Anak Saya Tidak Nakal Kok), kemudian "Time Out dalam Parenting" dan "RuMAHPARENTING inspirasi motivasi solusi dalam pengasuhan anak". Beliaupun menciptakan Lagu MariCuci Tangan (lagu cuci tangan 6 langkah menurut WHO), Kangpisman Bijak Kelola Sampah dan Album lagu positif religi Sahabat, dsb.

Nah, dr Zule sapaan akrab pemateri kali ini menyapa orangtua-orangtua hebat yang telah diberikan kesempatan di masa covid-19 ini untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Beliau menyampaikan, masa dirumahaja ini jadikan sebagai momentum lebih dekat dengan anak, kuncinya positive thinking terhadap anak kita, pahami karakter anak-anak dan mulai memberikan proyek pemyelesaian tugas dan berikan reward, contohnya menonton film bersama.


Nah.. terbayang, setiap harinya tak mungkin selalu lancar jaya ya karena dr Zule WFO atau Work From Office, beliau membagi waktu dan tanggung jawab pengasuhan dengan suami yang memang bekerja di rumah. Wow.. lagi-lagi ya.. time management dan kerjasama partner adalah kunci sukses parenting.


Bagaimana dengan Teknik Parenting yang dimaksudkan disini. dr Zule menjelaskan bahwa,  

P = PENGASUHAN ANAK YANG BENAR

A = ANAK ADALAH ANUGRAH

R= REDAM AMARAH

N = NOTIFIKASI PEMBICARAAN  DAN TINDAKAN

T = TANAMKAN ENERGI POSITIF

 I = ISTIQOMAH

NG = MENGADAKAN TIME OUT

Jelas disini ditekankan, kita harus mengasuh anak dengan baik. Baik berarti kita faham setiap tahap perkembangan anak kita. Anak adalah anugerah, anak yang dititipkan pada kita adalah anugrah dari sang pencipta, jaga dan didik sebaik mungkin. Redam amarah, terlebih di masa covid-19 ini, kita selalu berada di rumah.. whooosahh.. tarik nafas.. ingat selalu untuk meredam amarah.. ada teori rantai emosi.. jika kita mulai membentak anak, anak akan mencontoh dan mulai membentak balik.. stop di situ.. ingat, selalu aktifkan otak anak dalam keadaan siap dan dapat menerima informasi dari kita.. buat anak happy, rileks dan berbicara dengan baik tanpa amarah.. selalu berpikir positif, anak kita pasti bisa.

Empati mendengarkan adalah proses yang tidak mudah, orangtua terbiasa memberikan instruksi, yuk dengarkan dari sisi anak kita juga, bagaimana? Caranya dengan Notifikasi pembicaraan dan tindakan, "kamu sekarang capek ya, yaudah, boleh istirahat dulu 5 menit, nanti kita lanjutkan lagi ya!" Dengan konsisten kita lanjutkan pekerjaan yang tertunda, jika anak menolak, ingatkan bahwa jika ia tidak menyelesaikannya, maka acara menonton bersama akan semakin lama.. 

Tanamkan energi positif bukan dengan ancaman tapi konsekuensi yang akan ia dapat jika ia tidak mengerjakan tugasnya..  selalu Istiqomah, konsisten dalam pengasuhan. Satu suara dengan suami atau istri adalah usaha agar kita Istiqomah. Jika dibutuhkan, orangtua bisa mengadakan time out. Jumlah menit time out adalah 2 kali umur anak. Berikan ia waktu untuk memikirkan apa yang telah ia lakukan dan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan.

Waah.. practical sekali ya. tinaafandi yang sudah 7 Minggu WFH dengan suami WFH dan anak-anak juga SFH tanpa asisten rumah tangga.. merasa.. ini sangat bisa dilakukan.. 

Kasus keluarga kecil Afandi adalah.. kami selalu merasa membutuhkan support system, pengasuh anak kedua kami, dan selalu merasa anak pertama kami sepertinya belum siap dengan sekolah dasarnya.. hey.. ternyata, kami bisa membuka pemikiran kami.. anak kami bisa bekerjasama.. kami pun bisa tetap menjalankan kewajiban pekerjaan masing-masing. Walau tetap anak-anak menagih liburan setiap Minggu.. 

Ya, kami pun setting liburan ala keluarga kecil kami.. bermain rumah-rumahan, main air, main playdough, berkreasi.. alhamdulilah untuk stok kegiatan, gurunya anak-anak telah menyiapkan beberapa permainan yang bisa anak-anak kerjakan setiap harinya.. selain mamahnya yang tiba-tiba print out gambar kesukaan anak, print out checklist kegiatan Ramadhan, dan.. banyak lagi ide brilian teteh untuk menghabiskan waktunya dirumah.

Disclaimer: pemaparan kali ini berasal dari pemahaman tinaafandi sebagai peserta seminar dan juga pengalaman pribadi sebagai orangtua. Mohon dimaklumi yaa jika pemahamnnya tidak utuh. 




Comments

  1. waah inspiratif sekali, nuhun teteh. apalagi untuk point R= REDAM AMARAH, itu tuuhhh yang para emak sangat butuhkan apalagi kalo amak undah tantrum, hehehe

    ReplyDelete
  2. Kuncinya koneksi dulu sebelum mengoreksi anak..

    Ketika anak sudah lekat dengan kita, apapun yang kita inginkan untuk anak lakukan pasti bisa ia pahami. Jangan lupa berbicara efektif, dan pastikan anak dalam keadaan rileks atau happy..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, ...

Parenting: Early Literacy for Kids (2)

Menulis nama Setelah postingan minggu lalu tentang literasi untuk anak . Sekarang kita kerucutkan lagi ke teknis cara berlatih menulis nama. Tulisan ini,  jawaban untuk salah satu orang tua murid yang berkonsultasi dengan saya, sebagai guru dan psikolog anak ketika Parents Teacher Meeting ( PTM ). Kasusnya, saya mengajar di level Pre-school/Nursery atau 3-4 tahun. Persiapan menuju K-1. Ibu siswa saya menanyakan apakah anaknya dapat mengikuti kelas, bagaimana di kelas, dan pertanyaan lainnya. Hingga pertanyaan tentang Time Out dan menulis nama. Mom: Miss, kok  anak saya belom bisa nulis namanya sendiri ya? Saya: Begini mom, untuk ******, memang masih menebalkan huruf saja, kami, saya dan asisten saya, selalu mengajak ****** untuk melatih menebalkan hhuruf dan mengenalkan huruf. Mom: Iya Miss, saya juga di rumah nyiapin namanya di- print, banyak, tapi kok dia ga mau ya? Psikolog: Bagaimana mommy membuat tulisannya? Seberapa besar? Mom: saya print selembar ...

Bandung Readers Festival ada lagi.... Yes

Selama sepekan di bulan Desember 2022.. akhirnya yang tinaafandi tunggu, hadir kembali, meskipun dengan format yang sedikit berbeda ya.. yes Bandung Readers Festival berkolaborasi dengan patjamerah. Awalnya kami kepoin dulu nih medsosnya pajtarmerah dan tentunya Bandung Readers Festival, yang sempat kami ikuti sebelum pandemi, tentunya.. Kami mengunjungi kegiatan ini di dua hari terkahir yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 10-11 Desember 2022, berlangsung di Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit Bandung. Setelah rehat selama pandemi dan di acara terakhir kami (baca suami dan saya) mengikuti Bandung Readers festival, membahas seputar blog.. tentunya dinamika nge blog ala Bandung Readers festival .. buat tinaafandi seorang language enthusiast, hal hal yang berbau literasi, buku, dan turunan-turunannya Sangat ditunggu yaa.. Satu kata untuk kegiatan tahun ini, senang. Karena akhirnya tinaafandi bisa ketemu sama penulis dan ilustrator, Puty Puar  cek aja yaaa diblog pribadinya. Nah, i...