Skip to main content

5 Keunikan Festival Anak Bertanya (FAB) 2019 versi Tinaafandi

Ya..
Dua Minggu yang lalu, papah anak-anak kirim chat, tangkapan layar kegiatan festival anak bertanya di Sabuga ITB. Langsung dong.. tinaafandi luangkan waktu untuk mengajak anak-anak ke sana.. selain ke-cupu-anku yang belum pernah ke gedung Sabuga.. juga ke-penasaran-ku tentang festival ini..
Bandung adalah salah satu kota yang bisa dibilang kreatif, didukung oleh orang-orangnya dengan komunitas yang ga sangat peduli baik mengenai literasi, pendidikan anak, keramahan ruang publik.. musik.. seabreg komunitas lainnya.
Nah, khusus kali ini, tinaafandi akan membahas mengenai 5 Keunikan Festival Anak Bertanya (FAB) 2019. Nah, FAB adalah festival kelima yang diselenggarakan oleh Tim anakbertanya.com dan manajemen Sabuga ITB, khusus untuk anak-anak. Tujuan kegiatan ini adalah di bidang pendidikan, perkembangan anak-anak dan juga interaksi dengan anak dalam acara berbagi pengetahuan. Yes dong.. judulnya aja anak bertanya.. ekspektasi tinaafandi pun terpenuhi. Di beberapa booth pengetahuan, anak-anak yang bertanya ini itu, kenyang banget.. dijawab.
Udah mulai aja yuk. Keunikan-keunikan Festival Anak Bertanya kali ini..
1. Interaktif
Sesuai dengan sifat alamiah anak yang baik banyak nanya ya mom.. di acara ini, mereka bisa dapet tuh jawabannya..neng dan aang mampir ke booth astronomi. Di sana kakak menjelaskan mengenai alam semesta, planet, matahari, bumi, dan banyak lagi.. sampai-sampai, tinaafandi pun memperhatikan juga loohh. Sampai tahu planet terpanas itu bukan yang paling dekat dengan matahari, Merkurius.. ternyata Venus lah yang terpanas.. kenapa? Karena atmosfer Merkurius lebih tipis dari Venus, naahh kalau tahu efek rumah kaca, itu lah penyebab Venus panas. Woowww.. unik kan, bukan hanya anak yang bertanya.. mamah papah juga bisa bertanya (dalam hati tapi..)
2. Super Simple Science
Di sekolah tuh.. kering ide banget ya mom.. tinaafandi mengajarkan scince untuk anak tuh terkendala.. keribetan mencari teori atau kandungan science apa yang bisa diangkat. Nah di acara ini, banyak banget moms... Referensi super simple science yang bisa dicoba loohh..
Ni dia referensinya..
3. Ga Ngebosenin
Banyaknya kegiatan dalam waktu yang bersamaan membuat kegiatan keluarga ini menjadi tidak monoton.. hanya saja, aang yang sedang aktif-aktifnya lari sana lari sini.. mesti sesekali digendong.. hihihi
Sisanya sih seru.. ada pemisahan beberapa tempat kegiatan dan tidak saling bertumpuk dan meniadakan satu sama lain.. naahh, ini dia salut dengan panitianya.. ciamik bener...
4. Fun Experience
Betapa kagetnya..
Tinaafandi saat sedang snacking dengan anak-anak, tiba-tiba ada percobaan yang menegangkan. Karena konteksnya ga lagi bertanya tinaafandi hanya melihat saja.
Awalnya dua kakak panitia mengajak anak dan orang dewasa untuk mencoba eksperimennya. Nah, mereka mencelupkan tangan sukarelawan ke dalam air sabun. Dan kemudian memasukan sesuatu cairan yang mudah terbakar kedalam satu wadah air sabun lalu kakak panitia menyalakan pemantik api.
Api pun membesar ditangan sukarelawan, tapi hanya. Sebentar saja.. kaget dong.. hanya saja, saya pikir ini unik. Kenapa? Terkadang kita menyangka api itu tidak bisa dimainkan. Tetapi nyatanya bisa. Tenang moms... Di acara ini pun dilengkapi dengan tim medis juga loh.. jaga-jaga jika ada kejadian yang tidak diinginkan
Ciamik lagi...
5. Science is fun.. But Selfie is a must..
Jadi, selama kegiatan banyak banget deh spot-spot yang wajib diabadikan.. baik itu pojok selfie cita-cita anak, booth-booth keren, bahkan ketika anak-anak bereksplorasi menjelajah setiap ruangan dan acara di FAB 2019. Totally.. tinaafandi sangat mengapresiasi kegiatan ini.. terlebih tiket ortunya cuma 10.000 aja.. tapi eh tapi.. penuh dengan keberfaedah-an.
Semoga ada kesempatan untuk ikut acara festival anak bertanya di lain waktu ya.. kami sebenernya pengen sit in di acara lomba sciencenya.. mengingat anak bujangku yang belum bisa duduk lama-lama. Whehehehhe..
Nantikan review kegiatan lainnya ya!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bandung Readers Festival ada lagi.... Yes

Selama sepekan di bulan Desember 2022.. akhirnya yang tinaafandi tunggu, hadir kembali, meskipun dengan format yang sedikit berbeda ya.. yes Bandung Readers Festival berkolaborasi dengan patjamerah. Awalnya kami kepoin dulu nih medsosnya pajtarmerah dan tentunya Bandung Readers Festival, yang sempat kami ikuti sebelum pandemi, tentunya.. Kami mengunjungi kegiatan ini di dua hari terkahir yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 10-11 Desember 2022, berlangsung di Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit Bandung. Setelah rehat selama pandemi dan di acara terakhir kami (baca suami dan saya) mengikuti Bandung Readers festival, membahas seputar blog.. tentunya dinamika nge blog ala Bandung Readers festival .. buat tinaafandi seorang language enthusiast, hal hal yang berbau literasi, buku, dan turunan-turunannya Sangat ditunggu yaa.. Satu kata untuk kegiatan tahun ini, senang. Karena akhirnya tinaafandi bisa ketemu sama penulis dan ilustrator, Puty Puar  cek aja yaaa diblog pribadinya. Nah, i...

Ibu-Ibu Mode On

Menjadi ibu-ibu adalah pekerjaan paling mulia. Ga cukup ucapan selamat hari ibu dan happy mother's day. Kami tahu bagaimana cara merayakan ke-ibu-an kami. :) Setiap hari kami menjalani kehidupan tulus sebagai wanita yang bermanfaat untuk sesama. Sesama manusia. Sesama yang berperut lapar. Menjadi ibu-ibu adalah memasak. Main masak-masakan ketika kita masih kecil adalah modal dapatkah kita bertahan dengan tuntutan perut lapar suami dan anak, saat ini. Menu yang gitu gitu aja buat mereka ya.. mau gimana lagi, kalo ga dimakan laper, dimakan ya kenyang. hahaha.. Bottom line, saya mencoba bereksperimen di dapur. Beli buku resep untuk 30 hari, resep masakan rumahan biasa, tapi ditambahkan ide baru. hihihi.. Saya adalah fans berat pasta. Selain nasi, kita bisa dapet sumber karbohidat yang lain kok. - Kentang - Pasta Tapi dengan pasta, ada keterikatan historis tersendiri. Pasta itu, enak diapain aja. Sederhana. Ok, jadi satu hari, saya bereksperimen  dengan makaroni. ...

Parenting: Early Literacy for Kids (2)

Menulis nama Setelah postingan minggu lalu tentang literasi untuk anak . Sekarang kita kerucutkan lagi ke teknis cara berlatih menulis nama. Tulisan ini,  jawaban untuk salah satu orang tua murid yang berkonsultasi dengan saya, sebagai guru dan psikolog anak ketika Parents Teacher Meeting ( PTM ). Kasusnya, saya mengajar di level Pre-school/Nursery atau 3-4 tahun. Persiapan menuju K-1. Ibu siswa saya menanyakan apakah anaknya dapat mengikuti kelas, bagaimana di kelas, dan pertanyaan lainnya. Hingga pertanyaan tentang Time Out dan menulis nama. Mom: Miss, kok  anak saya belom bisa nulis namanya sendiri ya? Saya: Begini mom, untuk ******, memang masih menebalkan huruf saja, kami, saya dan asisten saya, selalu mengajak ****** untuk melatih menebalkan hhuruf dan mengenalkan huruf. Mom: Iya Miss, saya juga di rumah nyiapin namanya di- print, banyak, tapi kok dia ga mau ya? Psikolog: Bagaimana mommy membuat tulisannya? Seberapa besar? Mom: saya print selembar ...