Skip to main content

Big Bad Wolf, Hindari Tsundoku, Tips Habiskan Bacaan


Semai Generasi Literat, kuantitas atau kualitas?

Dua pekan, di akhir bulan juni 2019, masyarakat Bandung dimanjakan dengan jutaan buku internasional dan nasional dengan diskon 60-80%. Atmosfer literasi kental disuarakan di medsos, kaum milenials, pendidik dan orangtua sebagai book enthusiast. Apakah minat membeli buku, berbanding lurus dengan minat membaca atau kualitas literasi masyarakatnya?

Ayo jujur-jujuran dehh.. berapa banyak tumpukan buku yang sudah kita biarkan usang dimakan waktu, nganggur di jajaran rak buku di rumah? Sudah berencana membacanya dalam waktu dekat moms?

ā€œpresentase minat baca masyarakat Indonesai hanya 0,01 persen, artinya dari 100.000 orang indonesia, hanya satu orang yang senang membacaā€-UNESCO

Hal menarik dari diadakannya pameran dan bazaar buku dengan diskon besar-besaran di Bandung, yaitu Big Bad Wolf adalah gairah akan literasi memuncak. Tinaafandi pun berencana mengunjungi acara ini, di malam hari.. mengapa, banyak review, lebih enak kalau sepi ya.. Well, semoga masih ada kesempatan untuk bisa mengunjungi BBW, tanpa drama yaa..

Yupz, drama setelah membeli buku yaa pastinya.. mengapa? Karena ternyata, minat beli buku ga berbanding lurus sama minat membacanya. Betul apa betul nih?

ā€œIndonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah thailand dan di atas botswanaā€-Survei central Connecticut State university, Most Literate Nations in the World

Miris ga sih.. sayang banget udah mahal-mahal dibeli, eh ga dibaca. Baiklah, supaya kita tidak terjebak menjadi Tsundoku. Apa itu? Tsundoku, istilah yang berasal dari bahasa jepang yang diartikan sebagai kondisi atau keadaan ketika seseorang membeli buku, tetapi tidak membacanya. Istilah ini dikenal pada awal era Eiji (1868-1912) (sumber :tirto.id). Yuk kita mulai membaca buku-buku yang sudah kita beli. Gimana caranya? Tips ala-ala tinaafandi yang dibuat ini, murni ide semata moms.. belum pernah diujicoba, hanya kontemplasi dan berdasar dari asumsi semata. Hihihihi.. berharap terinspirasi juga sihh.. rajin ā€œmakanā€ buku. Ini dia..

1.       Pilih bacaan sesuai kebutuhan
Saat membeli buku, terkadang  moms, kita membeli jenis buku yang itu-itu aja.. semisal nih, si doi, suami rajin banget beli novel, dari penulis-penulis favoritnya. Kalau tinaafandi selalu tertarik dengan buku teks tentang pendidikan. Terkadang novel untuk beberapa judul dan penulis yang sudah dikeceng sejak lama. Pilihan buku ini menentukan, apakah drama pengabaian membaca buku berlanjut atau tidak.. yuk kenali jenis-jenis bacaannya dulu. Ini dia jenis buku yang banyak dibaca di Indonesia.
ā€œBuku fiksi adalah yang paling diminati di Indonesia, 75% responden memilih di antara jenis buku lainnya, yaitu buku non-fiksi, bisnis, sains popular, literatur hobi dan literatur sains serta buku teksā€-goodnewsfromindonesia.id
Ternyata buku fiksi menjadi buku yang banyak dicari. Kayaknya udah ga ada alasan untuk tidak  mendapatkan jenis buku sesuai kebutuhan kita saat ini.
ā€œAda 2 juta buku yang akan dipamerkan dari buku anak, fiksi, non fiksi, history, pop art, sound book, dan lainnyaā€-Uli Silalahi, Direktur PT Jaya Ritel Indonesia, Penyelenggara BBW


2.       Lakukan baca cepat
Membaca memiliki beberapa trik  nih moms.. menurut salah satu ahli bahasa yang tinaafandi baca, ada beberapa jenis membaca dilihat dari kegiatannya, yaitu pertama membaca keras, lebih kepada ketepatan bunyi, irama, kelancaran dan perhatian terhadap tanda baca. Biasanya tinaafandi mengaplikasikan membaca keras ini untuk membaca teks dan bahan interview TOEFL loh. Untuk melatih bahasa Inggris. Kedua, membaca dalam hati, saat ini tinaafandi sedang membaca karya terbaru Andrea Hirata, duhh.. saya bisa ketawa-ketawa sendiri saat membaca dalam hati, novel ā€œorang-orang biasaā€. Ketiga, membaca cepat. Biasanya tinaafandi aplikasikan cara ini untuk menelusuri informasi penting tugas kampus, pembuatan artikel pendidikan dan juga blogging. Keempat, membaca rekreatif. Komik jadi pilihan tinaafandi, dulu semasa muda belia.. sekarang? Ya baca artikel hobi laah yaa di majalah wanita J. Kelima, membaca analitik, sebagai bagian dari manajemen sekolah, tinaafandi menambah ilmu dengan membaca analitik sebelum membuat program, alhamdulillah tahun ajaran ini, tinaafandi dipercaya menjadi humas dan marcomm. Bacaan teks seperti marketing, humas sekolah, inovasi, manajemen sekolah dan juga bacaaan teks lainnya.

3.       Tuliskan Quotes, catatan kecil dan sinopsis
Setelah proses membaca, pasti kita akan terinspirasi oleh tulisan yang kita baca, yuk buatkan quotes di setiap bacaan yang kita rasa sangat relevan dan relate dengan kehidupan kita, sebagai apresiasi kepada penulisnya, tinaafandi pun follow akun medsos penulis atau penerbit agar bisa keep in touch dengan buku favorit. Ini dia foto tinaafandi bersama deelestari, penulis ā€œAroma Karsaā€. Yes.. bisa banget untuk konten blog juga.


4.       Luangkan 1 jam per hari untuk membaca
Dari sekian banyak penjelasan di atas, Meluangkan waktu untuk membaca adalah satu-satunya komitmen diri yang mesti kita punya. Membaca salah satu review tentang BBW, berikut hal menarik yang dilakukan Ridwan Kamil, Gubernur Jabar yang meresmikan acara BBW, beliau berkata, ā€œsetiap hari saya baca 1-2 jam, biasanya malam, sebelum tidur.ā€ Selain itu, RK akan membuat kotak literasi cerdas (Kolecer). Bentuknya seperti kotak pos yang disebar di jalan maupun di taman, program tersebut terus digenjot, agar budaya baca warga Jabar meningkat. Ada alasan, orang lewat atau nongkrong, berhenti untuk membaca. (Sumber: Kompas.com)

ā€œSalah satu penyebab rendahnya minat baca anak adalah keterbatasan akses pada buku bacaan serta kurang variatifnya buku yang membuat anak tertarik untuk membacaā€-kompas.com
ā€œBanyak buku anak yang ada animasinya atau disebut sebagai buku ajaib. Itu anak-anak pasti suka karena karakter di dalamnya bisa hidup. Juga sebagai sarana efektif untuk mengedukasi anak. Khusus buku anak, banyak di antaranya yang memadukan tulisan dengan teknologi, seperti suara, animasi, dan augmented reality (teknologi yang memungkinkan karakter dalam buku bisa ā€œhidupā€ dengan menggunakan aplikasi dalam smartphoneā€pikiran-rakyat.com
Quotes-quotes di atas sudah jelas menggambarkan, konsistensi adalah kuntji. Yuk, mulai miliki ritual malam, membaca buku. Baca buku untuk diri sendiri, atau membacakan untuk anak-anak kita, Siap?

Comments

Popular posts from this blog

TIPS MENJAGA PERSAHABATAN DI GROUP WA

Angkat tangan yang punya minimal 10 group WA?  Lebih dari 10? Horror ga sih, ketika isi pesan yang ga kebaca melebihi 200 chat lebih, saat kita buka di pagi hari.. Terlebih saat HP kita matikan untuk dicharge. Betul. Masalah arus informasi melalui group WA ini menjadi, masalah kesehatan juga loh... Baperan, merasa di-bully (mungkin kalau orangnya yang perasa banget).. Dan terlebih.. Kadang informasi yang disampaikan bertele-tele dan tak berguna atau berita bohong (Hoax). Saya ikut beberapa group WA, diantaranya: 1. keluarga/ alumni: group arisan keluarga (udah keluar ternyata malah jadi sumber perpecahan antar keluarga), alumni bahasa Prancis 2005, group alumni SMP (udah keluar, pusing banyak hoaxnya, plus hanya dibuat saat mau reuni aja) 2. Sekolah: group guru umum, group guru khusus, group manajemen, group koordinasi, dan group kelas anakku 3. Pengembangan diri: group komunitas guru, group komunitas menulis, group kuliah angkatan 2015, angkatan 2016, ...

Parenting: Early Literacy for Kids (2)

Menulis nama Setelah postingan minggu lalu tentang literasi untuk anak . Sekarang kita kerucutkan lagi ke teknis cara berlatih menulis nama. Tulisan ini,  jawaban untuk salah satu orang tua murid yang berkonsultasi dengan saya, sebagai guru dan psikolog anak ketika Parents Teacher Meeting ( PTM ). Kasusnya, saya mengajar di level Pre-school/Nursery atau 3-4 tahun. Persiapan menuju K-1. Ibu siswa saya menanyakan apakah anaknya dapat mengikuti kelas, bagaimana di kelas, dan pertanyaan lainnya. Hingga pertanyaan tentang Time Out dan menulis nama. Mom: Miss, kok  anak saya belom bisa nulis namanya sendiri ya? Saya: Begini mom, untuk ******, memang masih menebalkan huruf saja, kami, saya dan asisten saya, selalu mengajak ****** untuk melatih menebalkan hhuruf dan mengenalkan huruf. Mom: Iya Miss, saya juga di rumah nyiapin namanya di- print, banyak, tapi kok dia ga mau ya? Psikolog: Bagaimana mommy membuat tulisannya? Seberapa besar? Mom: saya print selembar ...

Bandung Readers Festival ada lagi.... Yes

Selama sepekan di bulan Desember 2022.. akhirnya yang tinaafandi tunggu, hadir kembali, meskipun dengan format yang sedikit berbeda ya.. yes Bandung Readers Festival berkolaborasi dengan patjamerah. Awalnya kami kepoin dulu nih medsosnya pajtarmerah dan tentunya Bandung Readers Festival, yang sempat kami ikuti sebelum pandemi, tentunya.. Kami mengunjungi kegiatan ini di dua hari terkahir yaitu Sabtu dan Minggu tanggal 10-11 Desember 2022, berlangsung di Universitas Katolik Parahyangan, Ciumbuleuit Bandung. Setelah rehat selama pandemi dan di acara terakhir kami (baca suami dan saya) mengikuti Bandung Readers festival, membahas seputar blog.. tentunya dinamika nge blog ala Bandung Readers festival .. buat tinaafandi seorang language enthusiast, hal hal yang berbau literasi, buku, dan turunan-turunannya Sangat ditunggu yaa.. Satu kata untuk kegiatan tahun ini, senang. Karena akhirnya tinaafandi bisa ketemu sama penulis dan ilustrator, Puty Puar  cek aja yaaa diblog pribadinya. Nah, i...